Bicaraindonesia.id, Surabaya – Ribuan masyarakat dari berbagai suku, ras dan agama di Indonesia terlihat tumplek blek memadati Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat (28/10/2022) malam.
Seluruhnya tampak antusias dan sumringah mengikuti jalannya acara Silaturahmi Toleransi Kebangsaan yang dipusatkan di sisi timur Tugu Pahlawan Surabaya.
Kegiatan yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sejak pukul 18.00 WIB tersebut, merupakan rangkaian dari acara refleksi Peringatan Sumpah Pemuda. Sebelumnya, pada pagi harinya, pemkot juga menggelar upacara dengan dilanjutkan Deklarasi Surabaya Damai yang dilakukan 38 komunitas pencak silat dan beladiri di Kota Pahlawan.
Silaturahmi Toleransi Kebangsaan yang digelar malam hari ini diramaikan 12 penampilan seni budaya dari berbagai suku, ras dan agama di Indonesia.
Di antaranya yakni, Tari Remo dari Jawa Timur, Jaipong dari Sunda, Tati Sigeh Pengunten dari Organisasi Daerah Lampung, Mocopat dari Penghayat Kepercayaan Kota Surabaya, Tarian Empat Etnis dari Suku Bugis, Tari Pasambahan dari Suku Minang, dan Kasuari Dance dari Papua.
Kegiatan ini pun dihadiri langsung Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji. Hadir pula saat itu, para pejabat di lingkungan pemkot, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya, serta Para Ketua Organisasi Keagamaan di Kota Pahlawan.
Selain pertunjukan seni dan budaya, kegiatan yang berlangsung di Jalan Pahlawan ini juga dilaksanakan Doa Bersama Lintas Agama serta Deklarasi Persamaan Satu Negara Indonesia dari berbagai suku, ras dan agama di Surabaya.
Sementara di akhir acara, kegiatan ini kemudian diisi dengan ceramah kebangsaan yang disampaikan Tokoh Ulama Nasional, Miftah Maulana Habiburrahman atau dikenal Gus Miftah.
Dalam momen itu, Gus Miftah berharap kepada daerah lain untuk dapat mencontoh kerukunan masyarakat yang ada di Kota Surabaya. Menurut dia, meski Surabaya dihuni sekitar 34 suku bangsa, namun warga di sana tetap rukun dan saling menghormati antar satu dan lainnya.
“Wong Indonesia (Orang Indonesia) kalau bisa akur (rukun) seperti di Surabaya ini, Insyaallah menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur,” kata Gus Miftah.
![Tokoh Ulama Nasional, Miftah Maulana Habiburrahman atau lekat disapa Gus Miftah saat menyampaikan ceramah kebangsaan | dok/photo: Ist](https://bicaraindonesia.id/wp-content/uploads/2022/10/IMG-20221028-WA0143-scaled.jpg)
Dalam ceramah kebangsaan ini, Gus Miftah juga mengajak masyarakat di Kota Surabaya untuk terus meneladani semangat Sumpah Pemuda. Setidaknya ada lima poin yang disampaikan untuk dapat diteladani dari Sumpah Pemuda.