Bicaraindonesia.id, Surabaya – Jumlah pengawas sekolah di bawah Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur (Jatim) masih belum proporsional. Saat ini, satu pengawas bisa mengawasi delapan hingga puluhan sekolah binaan, yang berpotensi memengaruhi efektivitas pengawasan.
Untuk mengatasi hal tersebut, Dindik Jatim menambah 200 pengawas sekolah baru dalam pelantikan yang digelar pada Selasa (11/3/2025). Langkah ini bertujuan mengoptimalkan kinerja pengawas dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di wilayah Jatim.
Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai, menjelaskan bahwa penambahan pengawas sekolah merupakan bagian dari upaya menciptakan sistem pendidikan yang lebih sehat. Sebelumnya, dua pengawas harus menangani puluhan sekolah, yang dinilai kurang ideal.
“Ini, kan, tidak sehat. Tidak optimal kinerja mereka. Sedangkan kita saat ini fokus pada peningkatan kualitas dan mutu. Kita ingin mereka bisa fokus dalam pendampingan di satuan pendidikan masing-masing. Karena idealnya, satu pengawas sekolah memegang delapan satuan pendidikan,” ujar Aries Agung, Selasa (11/3/2025).
Menurut Aries, pelantikan ini juga selaras dengan reformasi birokrasi di sektor pendidikan. Regulasi baru, yakni Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2024 tentang Jabatan Fungsional Guru, mengatur penyederhanaan serta penyesuaian jabatan fungsional guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Melalui regulasi ini, peran pengawas sekolah tidak hanya bersifat pengawasan administratif semata, namun lebih menitikberatkan pada peran sebagai pendamping satuan pendidikan, yang bertugas memastikan kualitas pembelajaran berjalan sesuai standar, mendorong inovasi pendidikan, serta melakukan penguatan implementasi kebijakan nasional,” jelasnya.
Aries mengingatkan para pengawas sekolah agar memahami tugas dan tanggung jawab mereka sesuai regulasi yang berlaku.
Menurutnya, tantangan di dunia pendidikan saat ini semakin kompleks. Pengawas tidak hanya berperan dalam monitoring dan evaluasi, tetapi juga sebagai penggerak transformasi pembelajaran.
Ia menekankan pentingnya meningkatkan kompetensi secara berkelanjutan, menjaga integritas, serta mengedepankan profesionalisme.
“Jabatan yang Saudara emban merupakan amanah negara yang harus dijaga dengan penuh dedikasi, kejujuran, dan tanggung jawab moral. Jadilah figur pengawas yang tidak hanya tegas dalam tugas, tetapi juga menjadi mitra dialog yang solutif bagi satuan pendidikan,” pesannya.
Selain itu, Aries juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendukung keberhasilan transformasi pendidikan. Ia mengajak para pengawas sekolah untuk bersinergi dengan kepala sekolah, guru, komite sekolah, masyarakat, serta pemerintah daerah.
“Saya mengajak Saudara semua untuk menyikapi kebijakan ini dengan semangat positif, terbuka terhadap perubahan, serta menjadikannya sebagai momentum memperkuat peran strategis dalam mendukung terwujudnya pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan berdaya saing, khususnya di Provinsi Jawa Timur,” ujarnya.
Meskipun sudah melantik 200 pengawas baru, Dindik Jatim masih membutuhkan tambahan sekitar 40 pengawas lagi. Kekurangan ini diperkirakan akan bertambah seiring dengan banyaknya pengawas yang memasuki masa pensiun tahun ini.
“Kita masih butuh 40 pengawas lagi. Jumlah ini masih akan bertambah karena memang tahun ini banyak juga yang pensiun. Tapi paling tidak, kita bisa memenuhi jumlah kebutuhan pengawas sekolah,” pungkas Aries. (*/Dwi/A1)