Bicaraindonesia.id, Nunukan – Personel Satgas Marinir Ambalat XXVIII dari Pos Sei Pancang, mengamankan tiga Warga Negara Asing (WNA) yang diduga melakukan pengumpulan data-data perbatasan Indonesia. Termasuk, disposisi dan komposisi kekuatan TNI di perbatasan di Sei Pancang, Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara pada Rabu (20/07/2022) malam.
Dalam keterangan tertulis Dispen Kormar yang diterima Bicaraindonesia.id pada Kamis (21/7/2022) menerangkan, bahwa kesigapan Satgas Marinir Ambalat XXVIII bermula saat personel Sei Pancang sedang melaksanakan jaga pos di sore hari melihat satu unit kendaraan avanza hitam akan melintas. Seperti biasanya, mereka pun melakukan pengecekan kendaraan dengan target orang, barang bawaan dan dokumen.
Di dalam kendaraan tersebut, terdapat enam orang dan tidak ditemukan barng terlarang. Tiga orang di antaranya merupakan warga asing berinisial LBS (39) dan HJK (40) asal Malaysia serta BJ (45) asal China. Sedangkan tiga orang lainnya merupakan warga lokal, yakni E (23), TRR (40) dan YBY (40).
“Setelah beberapa pertanyaan diajukan, mereka tidak menjawab dengan baik justru menunjukkan proposal pembangunan jembatan yang menghubungkan pulau Sebatik Indonesia dengan Tawau Malyasia, sambil menunjukan gesture bahwa mereka seperti pejabat,” tulis Dispen Kormar dalam siaran persnya dikutip Jumat (22/7/2022).
Karena jawaban yang disampaikan keenam orang itu dinilai tidak masuk akal serta tidak ada pendampingan dari pihak pemerintah setempat, maka Kopda Marinir Moch Arif selaku anggota divisi jaga saat itu langsung membawa mereka masuk ke dalam Pos.
Di dalam Pos, Danpos Lettu Marinir Victor Aji Hersanto dengan beberapa anggota melakukan pemeriksaan. Dari salah satu HP milik WNA, pada galeri foto ditemukan foto-foto instalasi militer dan lokasi penting lainnya.
Di antaranya, terdapat bangunan Pos Pamtas, Pos Marinir, Pos Radar TNI AL, patok-patok perbatasan, pelabuhan Pos Lintas Batas Negara (PLBN).
“Dan jika dilihat dari fotonya, cara pengambilan gambar dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi,” tulis Dispen Kormar dalam keterangannya.

Dari hasil pemeriksaan ini, Danpos kemudian menghubungi Dansatgasmar, Kapten Marinir Andreas Parsaulian Manalu serta berkoordinasi dengan aparat terkait. Di antaranya, Posal, Kopaska, BIN, BAIS, SGI, Kodim, Polsek dan Imigrasi.
Dari hasil koordinasi Dansatgasmar dengan instansi terkait lainnya, motif para WNA dan WNI yang sudah berani mengambil foto instalasi penting di Pulau Sebatik, dan mengingat hal ini berkaitan dengan pertahanan dan keamanan wilayah perbatasan, sehingga hal ini menjadi tanggungjawab bersama.
Setelah diambil keterangan singkat, WNA dan WNI tersebut, selanjutnya oleh Danstagasmar Kapten Marinir Andreas Parsaulian Manalu, secara resmi diserahkan kepada pihak imigrasi untuk ditindaklanjuti.
Dalam konfsrensi pers yang digelar Kamis, 21 Juli 2022, Danstagasmar Kapten Marinir Andreas Parsaulian Manalu, membenarkan kejadian tersebut dan akan memonitor perkembangannya. ***
Source: Dispen Kormar
Editorial: A1