BicaraIndonesia.id, Bogor – Indonesia dan Turkiye sepakat untuk memperkuat kemitraan strategis di berbagai bidang. Mulai dari penguatan kerjasama di bidang ekonomi, pertahanan, intelijen hingga kontraterorisme.
Kesepakatan ini terungkap dalam kunjungan kenegaraan Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan, ke Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, 12 Februari 2025.
Dalam kesempatan itu, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa kunjungan ini bukan hanya menandai 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara, tetapi juga memperkuat komitmen bersama dalam berbagai bidang strategis.
“Kunjungan ini adalah kehormatan bagi kami karena ini bertepatan dengan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Turkiye. Indonesia dan Turkiye memiliki hubungan batin dan emosional yang sangat khusus karena hubungan kita bersama cukup lama, sudah ratusan tahun kita berhubungan dengan bangsa Turkiye,” kata Presiden Prabowo dalam keterangan persnya dikutip pada Jumat (14/2/2025).
Sebagai bagian dari kunjungan ini, kedua pemimpin menggelar pertemuan High Level Strategic Council (HLSC) pertama, yang menjadi forum bilateral tertinggi bagi kedua negara.
Presiden Prabowo menyampaikan bahwa pertemuan berlangsung dalam suasana intensif dan produktif dengan komitmen bersama untuk memperkokoh kemitraan.
“Kemitraan ini adalah untuk kemakmuran rakyat kedua negara, dan juga untuk bekerja demi suatu tatanan dunia baru yang lebih baik mengarah kepada perdamaian dan stabilitas dunia,” ungkapnya.
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia dan Turkiye sepakat untuk memperkuat kerja sama di sektor pertahanan dan keamanan. Termasuk peningkatan pendidikan serta pelatihan militer, kerja sama intelijen, serta kontraterorisme.
“Kami sepakat untuk juga tingkatkan produksi bersama dan kerja sama di bidang industri pertahanan,” kata Presiden Prabowo.
Kesepakatan ini sejalan dengan kepentingan nasional kedua negara yang memiliki visi memperkuat kemandirian industri pertahanan dan memperluas kolaborasi strategis di tingkat global.
Selain sektor pertahanan, kerja sama ekonomi juga menjadi agenda utama dalam pertemuan ini. Indonesia dan Turkiye berkomitmen meningkatkan perdagangan bilateral dengan prinsip saling menguntungkan, termasuk percepatan finalisasi Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
“Kami sepakat untuk memperluas akses pasar bagi produk-produk kedua negara,” ujar Presiden Prabowo.
Di sektor kesehatan, kedua negara membahas peningkatan kerja sama dalam bidang farmasi, penelitian medis, serta transfer teknologi di industri kesehatan.
Dalam konteks geopolitik global, kedua pemimpin menegaskan kembali dukungan terhadap solusi dua negara (two-state solution) untuk perdamaian Palestina.
“Kami menegaskan bahwa Indonesia dan Turkiye berpandangan tetap bahwa solusi untuk perdamaian di Palestina adalah kemerdekaan bagi Palestina dengan solusi dua negara, two states solution. Kita juga mendukung perdamaian di Suriah dan di Ukraina,” tutur Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa kunjungan Presiden Erdoğan merupakan langkah konkret dalam memperkuat kemitraan strategis kedua negara. Momentum ini juga dianggap sebagai pijakan awal menuju 100 tahun hubungan Indonesia-Turkiye di tahun 2050.
“Saya sangat gembira bahwa kunjungan ini sangat produktif, kunjungan Presiden Erdoğan adalah babak baru dalam kemitraan strategis kita, dan akan menjadi momentum sejarah menuju 100 tahun kemitraan Indonesia dan Turkiye di tahun 2050,” tandasnya.
Sementara itu, Presiden Erdoğan menyampaikan bahwa pertemuan ini membahas secara mendalam penguatan kemitraan strategis yang telah terjalin sejak 2011. Ia berharap hasil diskusi ini dapat membawa manfaat besar bagi kedua negara.
“Segala kesepakatan diskusi yang telah kita lakukan bersama saya berharap semoga menjadi perantara bagi banyak kebaikan,” ujar Presiden Erdoğan. (*/Pr/A1)