BicaraIndonesia.id, Norwegia – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) terus berupaya memperkuat resiliensi Warga Negara Indonesia (WNI), termasuk diaspora yang bermukim di Oslo, Norwegia, dari ancaman ideologi kekerasan.
Langkah ini diambil sebagai upaya preventif untuk melindungi WNI dari pengaruh radikalisme dan terorisme.
Hal tersebut disampaikan Kepala BNPT RI, Komjen Pol Mohammed Rycko Amelza Daniel, dalam kegiatan Diseminasi Pencegahan Tindak Pidana Terorisme di Oslo, Norwegia, yang dilaksanakan di Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Oslo, Rabu 7 Agustus 2024.
“Kita harus tingkatkan resiliensi kita terhadap ideologi kekerasan, kita harus menguatkan ketahanan dimulai dari keluarga kita,” ujar Kepala BNPT RI dalam keterangan resmi dikutip pada Jumat 9 Agustus 2024.
Rycko menjelaskan bahwa penguatan resiliensi ini dilakukan melalui peningkatan nilai-nilai kebangsaan dan persatuan. Terutama dengan melindungi kelompok rentan dari pengaruh ideologi yang menyimpang.
“Upaya ini perlu terus ditingkatkan dengan terlebih dahulu melakukan penguatan konsep nilai kebangsaan dan persatuan, termasuk menjauhkan kelompok rentan yakni perempuan, remaja dan anak dari pihak – pihak yang mengajarkan intoleransi, radikalisme hingga terorisme,” tuturnya.
Menurutnya, kegiatan ini juga merupakan bentuk nyata kehadiran negara dalam melindungi seluruh warga negara Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri.
“Kegiatan ini merupakan perwujudan kehadiran negara dalam melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia sesuai dengan tujuan negara Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Norwegia, Teuku Faizasyah menyambut baik inisiatif ini dan menekankan pentingnya diseminasi informasi kepada WNI di wilayah kerja KBRI Oslo.
“Kami menyambut baik upaya ini melalui diseminasi di wilayah kerja KBRI Oslo kepada WNI yang berasal dari berbagai profesi,” kata dia.
Teuku Faizasyah juga mengingatkan bahwa meskipun Norwegia dikenal sebagai negara yang damai, ancaman terorisme tetap ada.
“Norwegia sendiri tercatat terdapat serangan ekstrem sayap kanan tahun 2011 di Oslo dan Pulau Utoya oleh Anders Behring Breivik, kasus lain pada tahun 2019 terdapat penyerangan di masjid An-Nur,” ujarnya. ***
Editorial: A1
Source: BNPT RI