Bicaraindonesia.id – Dalam rangka memberikan gambaran daerah-daerah yang memiliki kendala geologi berupa tanah lunak dan batulempung bermasalah di Indonesia dalam skala provinsi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerbitkan “Atlas Sebaran Tanah Lunak dan Atlas Sebaran Batulempung Bermasalah di Indonesia”.
Informasi pada dua peta ini diharapkan dapat digunakan oleh semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan langkah-langkah mitigasi terutama dalam menghadapi ancaman tanah lunak maupun batulempung bermasalah.
Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar mengatakan, dalam tiga dekade terakhir, perkembangan di sektor industri, perdagangan, transportasi, real estate, serta infrastruktur mengalami peningkatan pesat yang berdampak pada kondisi daya dukung wilayah. Kota-kota tersebut diantaranya Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, serta kota-kota lain di pesisir utara Pulau Jawa.
“Pesatnya perkembangan kota-kota tersebut mau tidak mau akan berdampak pada kondisi daya dukung wilayah. Salah satu hal yang dirasakan oleh masyarakat di daerah ini adalah adanya penurunan muka tanah (land subsidence), yang terjadi terutama pada wilayah yang berada di daerah pesisir pantai utara Pulau Jawa,” kata dia dalam laman resmi siaran pers Kementerian ESDM, Rabu (20/11/19).
Rudy menjelaskan, penurunan muka tanah atau biasa disebut dengan amblesan tanah adalah sebuah peristiwa turunnya permukaan tanah yang disebabkan karena adanya perubahan volume lapisan batuan yang terkandung di bawahnya.
Menurutnya, menurunnya permukaan tanah ini biasanya terjadi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama.