Bicaraindonesia.id – Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya terus bekerja keras memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah dengan menerapkan screening atau penyekatan di akses Suramadu sisi Surabaya. Langkah preventif ini dilakukan tak lain hanya untuk melindungi warga Kota Pahlawan dari penyebaran Covid-19.
Bahkan untuk memasifkan hal itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Pemkab Bangkalan dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur sepakat untuk menerapkan penyekatan dari kedua arah. Artinya, screening dilakukan di akses Suramadu dari arah Surabaya menuju Bangkalan maupun sebaliknya.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, bahwa screening di akses Suramadu merupakan bentuk kebersamaan pemerintah daerah di Jawa Timur dalam menekan laju penyebaran Covid-19. Karenanya, ke depan swab dititikberatkan di sisi Bangkalan kepada pengendara plat M yang akan menuju ke Surabaya melalui Jembatan Suramadu.
“Jadi, Fainsya allah, nanti (swab) yang dari Bangkalan akan dilakukan oleh Bupati Bangkalan. Surabaya nanti membantu ketika yang dari Bangkalan sudah tidak mampu (lolos), yang selain plat M (Madura) kita lakukan (swab),” kata Wali Kota Eri di sela memimpin penyekatan di akses Suramadu sisi Surabaya, Rabu (16/6/2021).
Di samping itu, Wali Kota Eri menyebut, nantinya screening juga dilakukan di akses Suramadu yang menuju ke arah Bangkalan. Artinya, swab juga dilakukan kepada pengendara dari arah Surabaya yang akan menuju ke Bangkalan melalui akses Suramadu.
“Dari Surabaya masuk ke Bangkalan kita juga lakukan swab. Ini yang disampaikan Bu Gubernur, bagaimana kita saling-bahu membahu menjaga antara pemerintah yang ada di Jawa Timur,” ujarnya.
Dengan demikian, maka tugas utama Satgas Covid-19 Surabaya ke depan adalah memastikan setiap warga yang akan masuk ke Bangkalan, Madura, terbebas dari Covid-19. Meski demikian, pihaknya menyatakan tetap akan membantu Pemkab Bangkalan untuk melakukan swab kepada pengendara yang lolos penyekatan di sisi Madura.
“Tapi tugas kami yang utama adalah menjaga Madura, menjaga Bangkalan dari (pengendara) yang mau masuk ke Bangkalan. Itu yang kita lakukan,” terangnya.
Menurutnya, keputusan ini sesuai dengan kesepakatan bersama dalam rapat koordinasi Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Jatim, Surabaya dan Bangkalan yang berlangsung pada Selasa (15/6/2021) malam.
Bagi Wali Kota Eri, Kota Surabaya dan Kabupaten Bangkalan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Karenanya perlu sinergitas bersama dalam upaya memutus mata rantai pandemi ini. “Inilah kebersamaan antara (pemerintah) Provinsi Jatim, Surabaya dan Bangkalan,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menyatakan telah berkoordinasi dengan Bupati Bangkalan mengenai langkah preventif menekan laju penyebaran Covid-19. Menurutnya, karena Bangkalan berbatasan dengan Surabaya dan Sampang, maka screening juga sebaiknya dilakukan di kedua wilayah itu.
“Kalau di Suramadu bagian Surabaya, Pemkot Surabaya bersama Polres dan Dandim melakukan screening di sini, maka sebaiknya juga dilakukan antisipasi dan kewaspadaan untuk Sampang,” kata Gubernur Khofifah.
Apalagi, Gubernur Khofifah menyebut, genome sequencing dari laboratorium Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) berdasarkan hasil penyekatan di akses Suramadu menemukan adanya mutasi Covid-19 Varian Delta India (B16172). Varian tersebut, diketahui memiliki kecepatan penyebaran yang lebih tinggi.
“Oleh karena itu, (perlu) kewaspadaan kehati-hatian dan protokol kesehatan yang ketat. Kemudian, tolong vaksinasi bagi yang belum. Saya rasa itu harus satu paket,” tegasnya.
Sementara itu, Achmad Fauzan, salah satu pengendara yang terjaring penyekatan justru mengaku senang dengan adanya swab di perbatasan. Apalagi, warga Kabupaten Sampang, Madura ini setiap dua hari sekali datang ke Kota Surabaya melalui Jembatan Suramadu untuk berdagang.
“Ini istri saya juga ikut setiap hari. Alhamdulillah menguntungkan ada swab, senang diswab, jaga kesehatan dan tidak khawatir pulang ke rumah. Setiap dua hari sekali Surabaya Madura (pulang pergi). Orang Madura tidak takut dengan swab,” tutupnya. (Pr/A1)