Bicaraindonesia.id, Surabaya – Bagi calon peserta didik baru yang tidak lolos dalam Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun 2025 jenjang SMA/SMK negeri di Jawa Timur (Jatim), tak perlu khawatir.
Sebab, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim telah menyiapkan program beasiswa penuh dan beasiswa pendidikan terjangkau bagi siswa dari keluarga kurang mampu yang tidak tertampung di sekolah negeri.
Langkah ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara Pemprov Jatim dan satuan pendidikan jenjang SMA/SMK swasta di berbagai daerah.
Dengan kerja sama tersebut, murid dari keluarga prasejahtera, khususnya yang masuk kategori Desil 1 (10% termiskin) dan Desil 2 (11-20% termiskin), akan terakomodasi sehingga tidak perlu lagi khawatir putus sekolah.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan apresiasinya kepada pihak sekolah swasta yang telah berkomitmen mendukung program ini.
“Saya sampaikan terima kasih kepada kepala satuan pendidikan swasta yang sudah memberikan kemudahan calon murid baru melalui beasiswa penuh dan biaya pendidikan terjangkau,” ujar Gubernur Khofifah dalam keterangannya dikutip pada Senin (5/5/2025).
Gubernur Khofifah juga menjelaskan bahwa program ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Jatim. Pemprov Jatim akan memberikan bantuan biaya sebesar Rp1 juta kepada calon siswa yang tidak diterima di sekolah negeri dan melanjutkan ke sekolah swasta, dengan catatan tidak menerima bantuan lain baik dari pemerintah pusat maupun daerah, termasuk Program Indonesia Pintar (PIP).
“Setiap kabupaten/kota diberikan kuota 150 calon murid baru dari keluarga prasejahtera (Desil 1 dan Desil 2) termasuk keluarga buruh/pekerja dengan total anggaran Rp5,7 miliar,” tambah Khofifah.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Aries Agung Paewai mengatakan bahwa program ini dilatarbelakangi oleh keterbatasan daya tampung sekolah negeri. Dari 682.252 lulusan SMP/sederajat di Jatim, hanya 261.396 yang dapat tertampung di sekolah negeri. Sisanya, sekitar 420.856 murid atau 61,69% perlu melanjutkan ke sekolah swasta.
“Tepat di Hardiknas lalu Bu Gubernur mengeluarkan kebijakan bidang pendidikan melalui kerja sama strategis dengan SMA dan SMK swasta. Calon murid tidak mampu atau yang berprestasi tapi tak masuk sekolah negeri bisa mendapat beasiswa penuh maupun beasiswa pendidikan terjangkau,” jelas Aries.
Saat ini, 24 Cabang Dinas Pendidikan telah menyelesaikan kerja sama dengan sekolah swasta. Jumlah kuota penerima beasiswa mencapai 40 ribu murid, melebihi target awal Pemprov Jatim yang hanya 30 ribu murid.
Sementara itu, Kepala UPT TIKP Dindik Jatim, Mustakim menjelaskan bahwa melalui kerja sama ini, siswa dari keluarga prasejahtera tetap bisa melanjutkan pendidikan menengah tanpa hambatan biaya.
“Kami sudah rampungkan komunikasi dengan sekolah. Cabang Dinas dan sekolah swasta sudah menjalin komitmen bersama. Alhamdulillah, kerja sama kita melebihi target di angka 40 ribu murid,” katanya.
Untuk memudahkan akses informasi, sistem SPMB 2025 akan memuat informasi detail mengenai sekolah-sekolah swasta penerima kerja sama ini, termasuk kuota beasiswa penuh dan keringanan biaya pendidikan.
“Dalam sistem akan muncul beberapa rekomendasi sekolah untuk calon murid baru. Misalnya sekolah A ada beasiswa penuh untuk 5 anak, sekolah B siapkan 10 beasiswa penuh dan dispensasi 50 persen untuk 5 anak. Informasi ini akan ditampilkan dalam website SPMB,” jelas Mustakim.
Kebijakan ini sebelumnya telah diterapkan secara terbatas di Surabaya dan Sidoarjo. Kini, Pemprov Jatim memperluas cakupannya ke seluruh provinsi dengan melibatkan 1.083 SMA swasta dan 1.860 SMK swasta.
“Sesuai keinginan Ibu Gubernur, tidak boleh ada lagi anak Jawa Timur yang putus sekolah karena tidak diterima di negeri dan tak mampu bayar sekolah swasta. Jika tiap sekolah swasta memberi 10 kuota, maka akan tersedia 29.430 beasiswa. Harapan kami ini bisa menyasar murid tidak mampu atau yang punya prestasi,” pungkas Mustakim. (*/Dwi/A1)