Bicaraindonesia.id, Surabaya – H.M. Ali Affandi La Nyalla Mahmud Mattalitti resmi terpilih sebagai Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Wushu Indonesia Jawa Timur dalam Musyawarah Provinsi (Musprov) 2025.
Di bawah kepemimpinannya, Wushu Jatim akan berfokus pada penguatan pembinaan atlet, peningkatan kualitas pelatih dan wasit, serta persiapan menghadapi berbagai kompetisi, termasuk Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2025 di Malang.
Affandi menegaskan bahwa langkah pertama yang akan ia ambil adalah melakukan konsolidasi internal dan memulai program kerja jangka pendek yang fokus pada persiapan menghadapi Porprov 2025.
“Dalam waktu dekat, kami akan melakukan pendataan kekuatan atlet dan pelatih di seluruh kabupaten/kota, serta membentuk zona pembinaan wilayah agar proses training camp lebih terstruktur dan terjangkau,” ujar Affandi dalam keterangannya dikutip pada Sabtu (22/3/2025).
Sebagai bagian dari persiapan menuju Porprov, Pengprov Wushu Jatim akan menggelar kejuaraan terbuka dan event pra-Porprov sebagai ajang seleksi serta pemanasan bagi atlet.
Selain itu, program penataran pelatih dan wasit juga akan diselenggarakan guna memastikan kualitas pertandingan tetap terjaga sesuai standar internasional.
Affandi menargetkan Wushu Jawa Timur menjadi kekuatan utama dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Untuk mencapai target tersebut, pihaknya akan menerapkan sistem pembinaan berbasis sport science, baik di nomor Taolu (jurus) maupun Sanda (tarung).
“Kami akan mengirimkan atlet potensial mengikuti kejuaraan nasional maupun internasional secara berkala guna meningkatkan pengalaman dan mental tanding mereka,” jelas dia.
“Selain itu, kami juga akan menjalin kerja sama dengan dunia usaha sebagai mitra strategis guna memastikan keberlanjutan pendanaan pembinaan,” imbuhnya.
Dari sisi organisasi, Affandi menegaskan pentingnya memperkuat manajemen internal yang lebih andal dan responsif agar setiap kebijakan yang diterapkan dapat memberikan dampak nyata terhadap peningkatan prestasi atlet.
Menyadari bahwa pembinaan Wushu di Jawa Timur belum merata di seluruh daerah, Affandi menggagas program “Satu Daerah, Satu Sentra Wushu”. Program ini menargetkan minimal satu dojo aktif di setiap kabupaten/kota selama masa kepengurusannya.
“Untuk daerah yang baru berkembang, kami akan memberikan pendampingan berupa pelatihan pelatih, distribusi peralatan dasar, hingga pembentukan klub-klub binaan. Pendekatan zonasi akan membantu daerah yang belum mandiri agar tetap mendapatkan akses pembinaan,” terangnya.
Dengan visi membangun Wushu Jawa Timur yang Harum, Energik, Berprestasi, Adaptif, dan Tangguh (HEBAT), Affandi optimistis dapat membawa Wushu Jatim semakin berkembang dan berjaya, baik di kancah nasional maupun internasional. ***
Laporan: Dimas AP
Editorial: And