BicaraIndonesia.id, Surabaya – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menerima kunjungan Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Surabaya, Mr. Xu Yong, di Ruang Kerja Wali Kota, Selasa (11/2/2025).
Pertemuan ini membahas penguatan kerja sama sister city, khususnya di bidang investasi dan teknologi.
Surabaya telah menjalin sister city dengan Kota Xiamen dan Guangzhou dalam sektor pendidikan, kebudayaan, hingga teknologi. Kunjungan Konjen Tiongkok kali ini bertujuan untuk memperdalam kerja sama yang sudah terjalin.
Eri menekankan pentingnya kolaborasi dengan investor Tiongkok, terutama dalam pengembangan lahan strategis di Surabaya. Salah satu proyek yang dibahas adalah revitalisasi eks THR-TRS yang kini dikenal sebagai Surabaya Expo Center (SBEC).
Dengan konsep Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions (MICE), kawasan ini diharapkan menjadi pusat kegiatan bisnis dan hiburan bertaraf internasional.
“Kita berbicara tentang pengembangan lahan, karena Surabaya memiliki banyak lahan. Mungkin bisa investasi dalam penambahan wahana permainan,” ujar Eri dikutip melalui rilis tertulisnya pada Rabu, 12 Februari 2025.
Selain investasi, pertemuan ini juga membahas penguatan identitas Chinatown di Kya-Kya Kembang Jepun. Konjen Tiongkok mengungkapkan bahwa banyak warga negaranya yang berkunjung ke Surabaya dan menikmati kawasan tersebut.
Untuk memperkuat daya tarik Kya-Kya sebagai ikon Chinatown, Eri mengusulkan pemasangan simbol budaya khas Tiongkok, seperti pagoda atau patung panda.
“Maka ada satu ikon yang bisa dipasang di Kya-Kya, sehingga kawasan ini semakin kuat sebagai Chinatown,” jelasnya.
Sebagai tindak lanjut pertemuan ini, Konjen Tiongkok mengundang Wali Kota Surabaya beserta jajaran pemerintah kota ke RRT untuk menindaklanjuti kerjasama.
“Di sana akan diundang semua kota, mencari kota yang mirip dengan Surabaya dan akan bekerja sama. Saya sampaikan siap untuk itu,” kata Eri.
Dengan penguatan sister city ini, Eri berharap kerja sama antara Surabaya dan Tiongkok dapat berkembang di berbagai sektor, mulai dari pariwisata, teknologi, hingga transportasi.
“Tidak hanya berhenti di dalam bidang tertentu, tetapi sister city juga bisa ke semua bidang,” pungkasnya. (*/Pr/C1)