BicaraIndonesia.id, Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) pada 1-6 Februari 2025. Kegiatan ini sebagai respon prakiraan cuaca ekstrem yang potensial terjadi hingga Kamis, 6 Februari 2025.
Sekretaris Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Maruli Sijabat menuturkan, cuaca ekstrem berupa hujan deras yang terjadi pada Selasa (28/1) dan Rabu (29/1), memberikan pembelajaran dampak kerugian ekonomi yang ditimbulkan.
Karena itu, ia menyebut bahwa Pj Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi, telah memberi arahan pada jajarannya untuk mengantisipasi kejadian berulang.
“BMKG telah mengeluarkan peringatan potensi cuaca hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi di Jakarta hingga 6 Februari mendatang. Karena itu, kami berupaya melakukan OMC untuk minimalisir risiko bencana,” kata Maruli dalam pernyataan tertulisnya di Jakarta, dikutip pada Sabtu, 1 Februari 2025.
Maruli menjelaskan bahwa kegiatan OMC kali ini menggunakan Bandara Halim Perdanakusuma sebagai base posko operasi. OMC dilaksanakan mukai Sabtu, (1/2) pagi.
Sementara itu, Kepala Sub Kelompok Logistik dan Peralatan BPBD DKI Jakarta, Michael Sitanggang menjelaskan, bahwa OMC kali ini juga melibatkan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai supervisi, serta unsur TNI AU.
Selian itu, ia mengungkapkan bahwa Bahkan, pelaksanaan sortie penerbangan bakal menggunakan pesawat Cesna milik TNI AU.
Secara teknis, kegiatan OMC setiap harinya dimulai sekitar pukul 07.00 hingga 17.00 WIB. Pelaksanaan sortie penerbangan akan dilakukan berdasar hasil pengamatan dan supervisi dari pihak BMKG.
Menurutnya, pihak pengelola bandara dan TNI AU telah menjamin kegiatan OMC ini tidak terkendala penerbangan komersial dan militer. Ini lantaran OMC telah diputuskan menjadi prioritas kegiatan penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma.
“Kami belum bisa tentukan berapa banyak sortie dalam sehari hingga 6 Februari nanti. Hal itu tentunya disesuaikan dengan hasil pengamatan dan supervisi BMKG,” tutupnya. (*/Bj/C1)