BicaraIndonesia.id, Makassar – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mengungkapkan, saat ini Indonesia sedang menghadapi sejumlah fenomena cuaca yang dapat memicu bencana hidrometeorologi.
Sejumlah fenomena cuaca itu di antaranya adalah musim hujan yang diperkirakan mencapai puncaknya pada Januari dan Februari 2025.
Hal itu dipaparkan Kepala BMKG Indonesia, Dwikorita Karnawati, dalam rapat koordinasi bencana hidrometeorologi yang berlangsung di Sulawesi Selatan pada Kamis 2 Januari 2024.
“Kami minta semua pihak tetap waspada, terutama menghadapi potensi hujan lebat dan banjir yang dapat terjadi akibat cuaca ekstrem,” ujar Dwikorita dalam keterangannya dikutip pada Sabtu, 4 Januari 2025.
Menurut BMKG, fenomena yang tengah terjadi, meliputi pengaruh monsun Asia yang membawa angin dan uap air, serta fenomena gelombang ekuator yang berpotensi memperburuk kondisi cuaca di Sulawesi Selatan.
Selain itu, suhu perairan yang semakin menghangat juga memperburuk pembentukan awan hujan, berisiko menyebabkan curah hujan yang sangat tinggi, khususnya di wilayah seperti Makassar, Bone, dan sekitarnya.
Di samping itu, BMKG juga mengingatkan masyarakat terkait dengan potensi gelombang tinggi di perairan Sulawesi Selatan yang dapat membahayakan nelayan.
“Gelombang bisa mencapai satu setengah meter, terutama di Selat Makassar dan perairan sekitar Pulau Selayar. Kami harap para nelayan mempersiapkan diri dan menghindari kegiatan di laut saat kondisi buruk,” tambah Dwikorita.
Selama rapat koordinasi tersebut, juga dibahas langkah-langkah antisipasi dan penanggulangan bencana hidrometeorologi. Salah satu langkah yang disarankan adalah penggunaan aplikasi BMKG untuk memperoleh informasi cuaca harian yang lebih tepat dan akurat.
Pada sisi lain, BMKG juga mengingatkan pentingnya upaya mitigasi, seperti peringatan dini terkait cuaca ekstrem, serta penanggulangan banjir dan tanah longsor, terutama di daerah-daerah dengan potensi tinggi.
Sejumlah daerah seperti Makassar, Maros, dan Bone telah dimasukkan dalam kategori siaga. Dimana curah hujan diperkirakan mencapai 100 mm dalam satu hari, yang berpotensi menyebabkan banjir.
“Informasi tentang potensi cuaca ekstrem dan bencana bisa didapatkan melalui aplikasi BMKG yang dapat diunduh di ponsel. Dengan informasi yang cepat dan akurat, kita semua dapat lebih siap dalam menghadapi bencana,” papar Dwikorita.
BMKG pun mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di luar ruangan ketika cuaca sedang buruk, terutama jika terjadi kilat atau petir. Keamanan individu harus menjadi prioritas utama saat kondisi cuaca memburuk. (*/Pr/A1)