Bicaraindonesia.id, Surabaya – Pemkot Surabaya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) setempat, mendirikan Warung TPID di beberapa pasar Kota Pahlawan. Warung TPID didirikan untuk mengendalikan dan menstabilkan harga bahan pokok di pasar.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan bahwa Warung TPID didirikan agar harga di pasar terjamin atau dijual sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi). Hal ini sesuai dengan apa yang sudah dilakukan oleh Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya Surabaya.
“Di Warung TPID itu, sementara kita menjual beras, minyak dan gula,” kata Wali Kota Eri dalam keterangan tertulisnya, seperti dikutip pada Kamis, 30 November 2023.
Oleh karena itu, apabila ada warga yang belanja ke pasar lalu mendapati harga yang tidak sesuai dengan HET, maka warga itu bisa langsung mencari warung TPID ini. Harapannya, Warung TPID ini bisa menjaga stabilitas harga beras, minyak, dan gula.
“Ini hasil diskusi TPID dengan semua stakeholder di Surabaya, sehingga kita terus bersinergi untuk menjaga stabilitas harga di Surabaya. Insyaallah kalau kita bergerak bersama pasti bisa mengendalikan inflasi Surabaya,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PD Pasar Surya Agus Priyo mengatakan, pemkot melalui TPID terus berupaya menekan inflasi. Selain melakukan operasi pasar secara berkala, TPID juga telah membuka gerai beras yang dinamai Warung TPID itu
Warung TPID ini akan dibuka di lima pasar tradisional di Kota Pahlawan. Adapun pasar-pasar tersebut yakni Pasar Wonokromo, Pasar Pucang Anom, Pasar Genteng Baru dan Pasar Tambahrejo. Empat pasar ini berada dalam pengelolaan PD Pasar Surya. Sedangkan satu pasar lagi adalah milik swasta.
“Ini adalah salah satu upaya dari Pemkot Surabaya untuk menekan atau mengendalikan inflasi, khususnya untuk komoditi beras. Di lima pasar ini didirikan Warung TPID,” kata Agus Priyo.
Ia menjelaskan Warung TPID lebih difungsikan sebagai stok list. Yaitu, gerai yang menyediakan komoditi tertentu seperti beras. Sedangkan untuk ketersediaan komoditinya, TPID berkolaborasi dengan Bulog.
Menurut dia, dengan langkah tersebut, TPID Pemkot Surabaya bisa melakukan intervensi terhadap kenaikan harga atau kelangkaan komoditi. “Sebab, Warung TPID ini bisa mendistribusikan komoditi beras dari Bulog itu dari gerai kepada pedagang di pasar atau langsung ke masyarakat,” terangnya.
Misalnya, ia mencontohkan, Warung TPID ini tetap akan mendistribusikan beras tidak melebihi HET. Sehingga, harga beras ditargetkan terus stabil dan tidak ada lonjakan.
Selain itu, harga beras juga akan dipampang di layar monitor yang dipasang di pintu masuk pasar. Tujuannya adalah pembeli akan mengetahui harga rata-rata beras. ***
Editorial: C1
Source: Pemkot Surabaya