Bicaraindonesia.id – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia tetap tumbuh positif pada triwulan III 2021, meski melambat dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya, sejalan dengan merebaknya varian delta Covid-19.
Direktur Eksekutif sekaligus Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono mengatakan, bahwa ekonomi Indonesia pada triwulan III 2021 tumbuh sebesar 3,51 persen (yoy). Angka tersebut lebih rendah dari capaian triwulan sebelumnya sebesar 7,07 persen (yoy).
“Perkembangan tersebut terutama ditopang oleh kinerja ekspor sejalan dengan tetap kuatnya permintaan mitra dagang utama,” kata Erwin sebagaimana dikutip dalam siaran persnya, Sabtu (6/11/2021).
Sementara itu, Erwin menyebut, permintaan domestik tumbuh melambat seiring kebijakan pembatasan mobilitas untuk mengatasi varian delta Covid-19. Dari sisi lapangan usaha (LU), kinerja LU utama tetap tumbuh positif, kendati beberapa LU terkait mobilitas masyarakat terkontraksi.
“Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan instansi terkait untuk mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi. Termasuk melalui koordinasi kebijakan moneter–fiskal, kebijakan pembukaan sektor-sektor prioritas, peningkatan ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan,” ujarnya.
Dari sisi pengeluaran, Erwin menjelaskan, seluruh komponen PDB tumbuh positif, meskipun melambat dari triwulan sebelumnya. “Konsumsi rumah tangga tumbuh 1,03 persen (yoy), lebih rendah dari capaian triwulan II 2021 sebesar 5,96 persen (yoy), seiring penurunan mobilitas masyarakat di berbagai wilayah Indonesia,” imbuhnya.
Sedangkan untuk investasi, tumbuh melambat sebesar 3,74 persen (yoy), ditopang oleh investasi bangunan. Kinerja konsumsi Pemerintah sebesar 0,66 persen (yoy), seiring realokasi belanja untuk akselerasi program pemulihan ekonomi nasional, termasuk penanganan delta Covid-19.
Sementara untuk kinerja ekspor, tetap tinggi sebesar 29,16 persen (yoy) sejalan tetap kuatnya permintaan global. Adapun impor triwulan III 2021 tercatat tumbuh tinggi sebesar 30,11 persen (yoy).
Erwin menambahkan, dari sisi LU, kinerja LU utama seperti industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan tumbuh positif. Sedangkan beberapa LU terkait mobilitas, yaitu penyediaan akomodasi dan makan minum, serta transportasi dan pergudangan, mengalami kontraksi.
“Secara spasial, kinerja pertumbuhan ekonomi nasional didukung oleh hampir seluruh wilayah, dengan pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti Kalimantan dan Sumatera,” pungkas dia. (PR/C1)