Bicaraindonesia.id, Pemalang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng).menargetkan penanaman 1,5 juta bibit mangrove hingga akhir Desember 2025, yang tersebar di sepanjang pesisir utara dan selatan.
Langkah ini menjadi bagian dari program penyelamatan lingkungan pesisir, sekaligus mengantisipasi dampak abrasi dan rob yang kerap melanda wilayah pantai.
Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, saat melaunching program “Selamatkan Pesisir Jawa Tengah” di Pantai Kertosari, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jumat (27/6/2025).
Ia menuturkan bahwa program tersebut dilakukan melalui gerakan “Mageri Segoro” yang digagas oleh Pemprov Jateng, serta selaras dengan Gerakan Menanam dan Merawat 12 juta Mangrove 2025-2029 dari Yayasan Kelola Lingkungan Pesisir Nusantara.
“Mageri Segoro itu intinya, bagaimana agar laut kita tidak mengganas sampai ke daratan. Kita buat pager yang ada di segoro (laut). Garis pantai Jateng itu panjangnya sekitar 997 km, ada di Pantura dan Pansela. Sampai Desember nanti harus tercukupi (tertanam) mangrove dan itu akan masuk rekor Muri,” jelas Luthfi dalam keterangannya dikutip pada Minggu (29/6/2025).
Luthfi menekankan, rehabilitasi garis pantai tidak cukup hanya dengan menanam, tetapi juga harus dibarengi dengan perawatan. Ia meminta seluruh elemen masyarakat hingga dinas terkait turut aktif memantau kondisi tanaman mangrove dan cemara laut yang telah ditanam.
“Jangan hanya gagah kita menanam, tapi tidak merawat. Saya minta Bupati/Wali Kota, BUMD, dan Dinas Lingkungan Hidup, begitu tanam satu minggu segera cek apakah tanaman bisa tumbuh atau tidak,” tegasnya.
Program ini dimulai dari Kabupaten Brebes dan kini meluas ke berbagai wilayah pesisir, termasuk Pemalang, Pekalongan, Batang, hingga Kota Pekalongan. Inisiatif ini diharapkan tidak hanya menyelamatkan lingkungan, tetapi juga memberdayakan masyarakat pesisir.
Di waktu yang sama, Ketua Yayasan Kelola Lingkungan Pesisir Nusantara, Ardas Patra, menjelaskan bahwa aksi tanam mangrove di Pantai Kertosari melibatkan sembilan desa terdampak rob dan abrasi, dengan target awal 5.000 batang mangrove.
“Gerakan ini akan diperlebar, meliputi seluruh pantai di Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, dan Kabupaten Batang. Totalnya adalah 132 hektare, dengan kebutuhan mangrove sebanyak 500 ribu batang pohon. Itu akan dilakukan bertahap selama enam bulan,” terangnya.
Di setiap desa, akan diterjunkan sekitar 10 relawan yang bekerja bersama warga setempat. Mereka tak hanya bertugas menanam, tetapi juga merawat dan mengedukasi masyarakat soal pentingnya menjaga ekosistem mangrove.
“Paling berat tentang mangrove itu kan mengedukasi masyarakat. Jadi menanam dan merawatnya, karena ini harus tumbuh sampai masa kritisnya lewat. Masa kritisnya lewat inilah yang akan menjadi harapan baru dari penataan pantai,” kata Ardas.
Langkah Jateng ini turut mendapat dukungan dari Ketua MPR RI, Ahmad Muzani. Ia menyebut gerakan penanaman mangrove sebagai wujud kesadaran masyarakat dalam menyelamatkan masa depan lingkungan pesisir.
“Saya berterima kasih kepada pegiat lingkungan. Ini bentuk kesadaran yang dilakukan oleh masyarakat untuk menyelamatkan masa depan lingkungan, ini harus kita sambut,” ungkapnya.
Ia juga mengapresiasi program Mageri Segoro yang dinilai sebagai solusi jangka panjang menghadapi kerusakan ekosistem pantai akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia.
“Pagar laut itu meskipun jangka panjang, memang harus dilakukan,” pungkasnya. (*/Hms/C1)