BicaraIndonesia.id, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong transformasi kawasan pesisir melalui Program Kampung Nelayan Merah Putih. Program ini ditujukan untuk membangun 100 kampung nelayan dan budidaya ikan yang modern, produktif, serta berdaya saing tinggi.
Melalui program tersebut, KKP tengah menjaring desa pesisir dan kampung budidaya potensial sebagai lokasi pengembangan. Salah satu contoh keberhasilan program serupa telah terlihat di Desa Samber-Binyeri, Kabupaten Biak Numfor, Papua.
Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya, Trian Yunanda menyebutkan bahwa program ini merupakan kelanjutan dari Kampung Nelayan Modern yang diinisiasi Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.
“Kita harus pastikan lokasi memenuhi syarat dan kriteria, khususnya masalah lahan,” ujar Yunanda dalam siaran persnya di Jakarta dikutip pada Senin (26/5/2025).
KKP bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam menjaring lokasi yang memenuhi syarat. Sinergi ini diperlukan agar pelaksanaan program berjalan optimal dan mendapat dukungan penuh dari masyarakat lokal.
Pada tahap awal, KKP menargetkan pembangunan 100 Kampung Nelayan Merah Putih. Kriteria utama di antaranya meliputi mayoritas penduduknya merupakan nelayan atau pembudidaya ikan (lebih dari 80%), tersedia lahan minimal 1 hektare yang clear and clean, memiliki potensi sumber daya kelautan, dan bisa dikembangkan menjadi kawasan wisata bahari.
Selain itu, kampung tersebut juga harus terintegrasi dengan Koperasi Desa Merah Putih sebagai pusat kegiatan ekonomi.
“Sampai tanggal 27 Mei, kami masih menerima proposal pengajuan program Kampung Nelayan Merah Putih dari Dinas Kelautan dan Perikanan. Program ini transparan dan dapat diakses oleh pemda untuk semua wilayah di Indonesia,” ujarnya.
Tujuan utama dari Kampung Nelayan Merah Putih adalah menciptakan kampung nelayan yang tertata, modern, dan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan produktivitas masyarakat pesisir secara menyeluruh.
KKP akan membangun berbagai fasilitas pendukung di lokasi terpilih, antara lain dermaga, pabrik es, gudang beku, balai pelatihan, sentra kuliner, menara pandang, tempat pelelangan ikan (TPI), hingga infrastruktur seperti drainase dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Fasilitas perkantoran dan docking kapal juga masuk dalam perencanaan pembangunan.
“Kami ingin melanjutkan keberhasilkan transformasi wajah kampung nelayan seperti di Biak, Papua. Nantinya program ini akan terintegrasi dengan Koperasi Desa Merah Putih sebagai tulang punggung dan berada di posisi sentral seluruh aktivitas ekonomi,” terangnya.
Baru-baru ini, tim KKP juga telah melakukan survei ke sejumlah lokasi di Batam, Kepulauan Riau, seperti Kampung Tua Bagan, Tanjung Banon, dan Belakang Padang. Beberapa kampung tersebut berada di atas permukaan laut, yang kini tengah dikaji dari sisi regulasi pembangunan.
“Kami akan kaji hasil dari survei lokasi di kampung nelayan Batam ini. Kami banyak temukan kampung nelayan berada di atas permukaan laut, apa dimungkinkan dari sisi aturan, sehingga kita bisa membangun,” pungkasnya. (*/Pr/A1)