BicaraIndonesia.id, Padang – Indonesia kembali mencatatkan prestasi di sektor ekspor perikanan. Kali ini, satu kontainer tuna beku jenis frozen yellow fin tuna loin berhasil dikirim ke Uni Emirat Arab (UEA) dengan nilai transaksi mencapai USD 90 ribu atau setara Rp1,87 miliar.
Pelepasan ekspor dilakukan langsung oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso pada Jumat (9/5/2025), di fasilitas produksi PT Dempo Andalas Samudera, Padang, Sumatra Barat.
Ekspor ini menjadi bukti nyata bahwa produk kelautan Indonesia mampu bersaing di pasar global, khususnya di kawasan Timur Tengah.
Mendag Budi Santoso (Busan) mengatakan bahwa para pelaku usaha, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), harus memanfaatkan berbagai perjanjian dagang yang telah dijalin oleh Indonesia.
Salah satunya adalah Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE-CEPA) yang memberikan banyak keuntungan tarif bagi produk ekspor Indonesia.
“Kita sudah punya perjanjian dagang dengan UEA, maka perlu kita manfaatkan sebaik-baiknya. Selain itu, Indonesia dan Tunisia akan menandatangani CEPA pada Juni mendatang,” kata Mendag Busan dalam siaran persnya di Jakarta dikutip pada Rabu (14/5/2025).
“Indonesia juga sedang mengejar penyelesaian perundingan CEPA dengan Uni Eropa untuk membuka potensi pasar yang besar sekali ke sana,” sambungnya.
Skema IUAE-CEPA memungkinkan penurunan dan penghapusan tarif bea masuk hingga 94 persen dari total pos tarif di UEA.
Hal ini membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk unggulan Indonesia, termasuk tuna beku asal Sumatra Barat.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga terus mendorong pembukaan pasar baru di wilayah nontradisional sebagai strategi menghadapi dinamika perdagangan global, termasuk perang dagang dan hambatan perdagangan sepihak.
Negara-negara mitra yang telah memiliki perjanjian dagang menjadi target utama untuk penguatan ekspor nasional.
Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah, menyambut baik pelepasan ekspor ini. Ia berharap pemerintah pusat terus mendukung pengembangan ekspor produk unggulan daerah, khususnya di sektor kelautan dan perikanan.
“Kami juga mengharapkan informasi dan dukungan bagi pelaku usaha Sumatra Barat agar bisa mengikuti berbagai pameran di dalam dan luar negeri,” ujar Mahyeldi.
Mahyeldi menyebutkan bahwa Export Coaching Program dari Kemendag telah melahirkan 60 eksportir baru dari wilayahnya, menambah deretan pelaku usaha lokal yang menembus pasar global.
Sementara itu, Chief Sustainability Officer & Co-Founder Aruna Indonesia, Utari Octavianty, menyampaikan pentingnya menjaga eksistensi industri perikanan nasional di tengah tantangan global.
Ia mengapresiasi dukungan pemerintah pusat terhadap keberlanjutan ekspor yang dilakukan PT Dempo Andalas Samudera ke Dubai, UEA.
“Sehingga, nelayan-nelayan di Bungus (Sumatra Barat) bisa terus menangkap ikan tuna dan mendapatkan akses pasar yang lebih baik. Ekspor ini menjadi simbol kerja keras para nelayan, seluruh karyawan dan pekerja, hingga ekosistem perikanan,” kata Utari. (*/Sp/C1)