Bicaraindonesia.id, Surabaya – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mendapat dukungan penuh di Provinsi Jawa Timur. Program ini sejalan dengan visi Gubernur Khofifah Indar Parawansa yang menargetkan Jawa Timur sebagai Lumbung Pangan sekaligus pusat Hilirisasi Pertanian di Indonesia.
Sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), PT Jatim Grha Utama (JGU) turut serta menyukseskan program ini dengan menggandeng Koperasi Produsen Multi Pihak (KMP).
KMP beranggotakan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang berperan dalam produksi beras fortifikasi, sebuah inovasi pangan yang bertujuan meningkatkan kandungan gizi bagi konsumsi anak-anak sekolah.
Beras fortifikasi merupakan beras lokal yang diperkaya dengan Kernel Beras Fortifikan (FRK). FRK mengandung zat besi, asam folat, vitamin A, vitamin B1, B3, B6, B12, serta zinc. Proses fortifikasi dilakukan menggunakan teknologi modern untuk memastikan nutrisi tersebar merata dalam setiap butir beras.
Proses produksi beras fortifikasi ini telah memenuhi standar Standar Nasional Indonesia (SNI) 9314:2024 serta rekomendasi dari World Food Programme (WFP).
Selain itu, Kernel Beras Fortifikan yang digunakan juga telah memperoleh izin edar dari BPOM RI, menjamin kualitas dan keamanannya bagi masyarakat.
Direktur PT JGU, Mirza Muttaqien menegaskan bahwa program MBG tidak hanya bertujuan meningkatkan status gizi dan daya tahan tubuh anak sekolah, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Program ini melibatkan petani dan industri pangan lokal dalam rantai pasoknya.
“Beras fortifikasi bukan sekadar solusi peningkatan gizi anak-anak, tetapi juga bagian dari strategi besar untuk memperkuat ketahanan pangan dan mendukung kesejahteraan petani. Dengan melibatkan petani melalui KMP, kita menciptakan sistem pangan yang lebih berkelanjutan,” ujar Mirza dalam keterangan tertulis di Surabaya dikutip pada Senin (17/3/2025).
Saat ini, KMP di Madiun dan Jombang telah memproduksi beras premium sebagai tahap awal sebelum memulai produksi beras fortifikasi. Ke depan, produksi ini akan diperluas ke berbagai sentra produksi beras di Jawa Timur guna memperkuat posisi provinsi ini sebagai pusat industri pangan bernilai tambah.
Untuk distribusi, PT JGU bekerja sama dengan BUMD kabupaten/kota serta koperasi desa guna menyalurkan beras fortifikasi ke sekolah-sekolah di Jawa Timur.
Sistem distribusi yang lebih efisien diharapkan dapat memastikan harga tetap terjangkau, baik bagi pemerintah maupun masyarakat yang ingin mendapatkan beras bernutrisi tinggi.
“Dengan tambahan biaya sekitar 100-150 rupiah per 100 gram, masyarakat bisa mendapatkan beras bernutrisi tinggi tanpa membebani anggaran rumah tangga,” imbuhnya.
Jawa Timur memiliki potensi besar untuk menjadi pusat produksi beras fortifikasi nasional. Sebagai provinsi dengan surplus produksi beras terbesar di Indonesia, strategi hilirisasi yang tepat akan memungkinkan Jawa Timur mengoptimalkan hasil panen petani sekaligus meningkatkan nilai tambah produk pertanian.
“Dengan sistem distribusi yang lebih efisien, kita tidak hanya menekan biaya logistik, tetapi juga memastikan petani semakin sejahtera dan anak-anak mendapatkan beras berkualitas,” tambah Mirza.
Melalui sinergi antara pemerintah, BUMD, koperasi, dan petani, Jawa Timur siap menjadi contoh nasional dalam penerapan Program Makan Bergizi Gratis berbasis hilirisasi pertanian.
Program ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek berupa pemberian makanan bergizi, tetapi juga menjadi bagian dari strategi ketahanan pangan nasional. Selain itu, program ini turut mendorong peningkatan kesejahteraan petani dan pembangunan generasi muda yang lebih sehat serta cerdas.
“Dengan pendekatan hilirisasi pertanian, kita tidak hanya memastikan gizi anak-anak terpenuhi, tetapi juga membangun fondasi ekonomi yang lebih kuat bagi petani dan pelaku usaha lokal,” pungkasnya. ***
Laporan: T1
Editorial: A1