Bicaraindonesia.id – Pemerintah Indonesia dan Inggris telah sepakat untuk memperpanjang kemitraan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) hingga tahun 2025. Ini dilakukan sebagai upaya mendukung kerja sama para peneliti untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua negara itu.
Berlanjutnya kemitraan Inggris-Indonesia ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerjasama (MoU) oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro dan Menteri Ilmu Pengetahuan, Riset, dan Inovasi Inggris, Amanda Solloway MP, pada Rabu (5/8/2020).
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro mengatakan, bahwa Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan kemampuan inovasi dalam negeri dan meningkatkan riset dan pengembangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Kemitraan Newton Fund beberapa tahun terakhir telah berhasil meningkatkan kerjasama riset dan inovasi yang terbukti menguntungkan baik bagi Indonesia dan Inggris,” kata Menteri Bambang seperti dilansir dalam laman siaran pers Kemenristek/BRIN pada Rabu (5/8/2020).
Ia menjelaskan, bahwa model kerjasama Newton Fund akan digunakan sebagai contoh dalam penerapan kemitraan ilmu pengetahuan internasional lainnya.
“Perpanjangan kemitraan dalam ilmu pengetahuan dan inovasi dalam jangka panjang akan meningkatkan kemampuan Indonesia untuk mengembangkan ekonomi berbasis pengetahuan dan dapat bersaing di pasar global,” ungkap dia.
Sejak diluncurkan pada tahun 2014, Kemitraan Indonesia-Inggris dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah meluncurkan lebih dari 22 kompetisi pendanaan riset melalui 15 program riset dan inovasi. Kerja sama yang kuat antara peneliti Inggris dan Indonesia ini juga telah menghasilkan 2.205 publikasi gabungan selama 2015-2019.
Riset kolaborasi Indonesia-Inggris menduduki peringkat ke-3 di dalam daftar 10 kemitraan internasional terbaik Indonesia. Hubungan kemitraan yang kuat ini akan memastikan kedua negara dapat terus mendukung riset, ilmu pengetahuan, dan inovasi kelas dunia serta bersama menghadapi tantangan global.
Menteri Ilmu Pengetahuan, Riset, dan Inovasi Inggris, Amanda Solloway MP menyatakan, krisis global Covid-19 yang sedang dihadapi bersama ini telah menyadarkan semua bahwa pentingnya kolaborasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Saya merasa bangga dapat melanjutkan kemitraan Inggris dengan Indonesia untuk terus bekerja bersama mengatasi tantangan-tantangan global, dari mencegah penyebaran penyakit menular di masa depan hingga mengurangi jejak karbon global,” kata Menteri Amanda Solloway.
Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins menyampaikan, bahwa proyek-proyek yang masuk dalam kolaborasi ini sangat relevan dengan kehidupan masyarakat dan telah menghasilkan solusi-solusi praktis terhadap permasalahan sehari-hari di Indonesia.
“Sebagai contohnya adalah pemenang Newton Fund yang meneliti dampak perubahan iklim terhadap komunitas pesisir. Riset yang sudah dijalankan telah menghasilkan solusi praktis terhadap permasalahan di Indonesia, salah satunya adalah pengembangan alat filtrasi air di Palu, Sulawesi,” kata dia.
Menurut dia, banyak hal yang bisa dilakukan memajukan kerja sama yang didasari oleh MoU ini. “Tahap berikutnya adalah mendorong komersialisasi dan membuat produk riset dapat memberi manfaat ke masyarakat,” terang Dubes Owen Jenkins.
Source: Kemenristek
Editor: A1