BicaraIndonesia.id, Sidoarjo – Literasi dasar, meliputi kemampuan membaca, menulis dan berhitung (calistung), merupakan fondasi utama dalam pendidikan dan pembangunan sosial.
Namun, di banyak daerah di Indonesia, kemampuan dasar ini masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan oleh kurangnya akses pendidikan, infrastruktur yang tidak memadai, hingga hasil belajar siswa yang rendah.
Di Desa Pucuan, Kelurahan Gebang, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, inisiatif “Rumah Literasi” hadir sebagai solusi efektif untuk meningkatkan kemampuan literasi dasar anak-anak. Program ini dirancang untuk membangun pusat belajar dengan konsep edukasi yang mendukung pembelajaran literasi secara interaktif.
Koordinator Program Penguatan Kapasitas Organisasi Desa Pucuan, Kabupaten Sidoarjo, Erliza menjelaskan bahwa Rumah Literasi memiliki dua acuan utama dalam pelaksanaannya.
“Terdapat beberapa hal yang menjadi acuan keberhasilan program Rumah Literasi, yaitu adanya Balai RW yang bisa dimanfaatkan sebagai Rumah Literasi dan kemampuan pengelola setempat untuk melanjutkan fungsi tersebut,” ujar Erliza dalam keterangan tertulisnya, Rabu 4 September 2024.
Erliza menerangkan bahwa di Desa Pucuan, kemampuan Calitung anak-anak SD masih berada pada level yang rendah. Faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah minimnya akses pendidikan.
“Di Desa Pucuan akses pendidikan pra sekolah dasar yang sulit dijangkau, sehingga sekolah-sekolah seringkali berjarak jauh dari pemukiman masyarakat. Akibatnya, anak-anak kesulitan untuk mengakses pendidikan pra sekolah dasar secara konsisten,” ungkapnya.
Di samping itu, Erliza menyebut, kekurangan tenaga pengajar yang memiliki kompetensi dalam literasi dasar juga menjadi tantangan besar.
“Di Desa Pucuan, satu guru seringkali mengajar banyak kelas sekaligus, yang mengurangi kualitas pengajaran,” tambahnya.
Selain itu, faktor ekonomi dan budaya menyebabkan anak-anak lebih banyak membantu orang tua daripada bersekolah, yang berakibat pada rendahnya tingkat kehadiran di sekolah. Hal ini juga berdampak pada minimnya penguasaan literasi dan numerasi.
“Padahal setiap anak mempunyai potensi yang dapat dikembangkan dengan menyalurkannya di sekolah,” kata dia.
Karena itu, Erliza menuturkan bahwa Rumah Literasi hadir sebagai solusi inovatif untuk meningkatkan literasi dasar di Desa Pucuan.
“Program ini menyediakan akses lebih mudah bagi anak-anak untuk belajar calistung dengan pendekatan yang ramah dan fleksibel,” ujar dia.
Menurut Erliza, salah satu peran utama Rumah Literasi adalah menyediakan bahan bacaan dan alat peraga yang mendukung pembelajaran.
“Dengan adanya bahan belajar yang menarik dan interaktif, seperti buku cerita, buku pelajaran, dan alat bantu visual seperti papan hitung, anak-anak lebih tertarik untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Rumah Literasi juga rutin mengadakan kelas belajar yang fokus pada pengajaran calistung. Khususnya bagi anak-anak yang belum sepenuhnya menguasai kemampuan dasar tersebut.
“Dari diadakannya rumah literasi tersebut, akhirnya anak-anak setempat sadar akan adanya membaca dan berhitung,” tandasnya. ***
Laporan: Dimas AP
Editorial: And