Bicaraindonesia.id – Pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal menjadi salah satu program terobosan yang diusung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam menyokong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Dalam mendukung program terobosan tersebut, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) turut mendorong pengembangan budidaya ikan lokal, serta menjaga komoditas perikanan lokal dari kepunahan.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu menjelaskan, bahwa menjaga kelestarian ikan endemik lokal menjadi salah satu concern dari Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono agar mendongkrak nilai tambah ekonomi sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem.
“Melalui unit pelaksana teknis di Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, KKP rutin memproduksi benih ikan bermutu untuk mendukung program bantuan benih serta menjaga keberadaan ikan lokal melalui program restocking yang secara rutin kami lakukan,” ungkap Tebe panggilan lekat Tb Haeru Rahayu dalam keterangan resminya, Selasa (12/10/2021).
Tebe juga menilai, bahwa ikan lokal cenderung memiliki harga jual yang relatif tinggi. Sehingga, berpotensi untuk dapat meningkatkan kesejahteraan sekaligus memberdayakan masyarakat di sekitar perairan umum.
Data KKP mencatat, sejak awal tahun 2021 hingga pertengahan bulan September, KKP telah melakukan penyaluran bantuan benih baik tawar, payau maupun laut sebanyak 174,28 juta ekor. Dimana 6,8 juta ekor di antaranya merupakan ikan endemik yang dialokasikan untuk kegiatan restocking di perairan umum yang tersebar di seluruh Indonesia.
Salah satu ikan yang rutin ditebar dalam program restocking adalah ikan Nilem yang merupakan ikan air tawar asli Indonesia dan sudah berhasil dibudidayakan di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar milik KKP.
Ikan Nilem memiliki beberapa keunggulan. Seperti, memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan dapat diproses sebagai produk olahan, mudah dipelihara, memiliki sintasan dan reproduksi yang tinggi serta tahan terhadap penyakit.
Selain Nilem, ikan endemik lokal hasil budidaya lain yang rutin ditebar dalam kegiatan restocking adalah ikan Tawes. Selain banyak digemari karena memiliki rasa yang lezat, ikan ini memiliki harga yang cukup terjangkau sehingga cukup diminati oleh masyarakat.
“Kami akan terus mendukung pengembangan ikan endemik lokal dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat maupun rutin melakukan kegiatan restocking ikan lokal dapat menjaga agar tidak terjadi kepunahan, meningkatkan pendapatan sekaligus memenuhi kebutuhan pangan masyarakat,” pungkas Tebe. (KKP/C1)