Bicaraindonesia.id, Jakarta – Program Mudik Lebaran Gratis Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dari Jakarta dan Bandung, Jawa Barat, resmi dimulai pada Rabu, 26 Maret 2025.
Sebanyak 14.374 pemudik dari DKI Jakarta dan 1.096 pemudik dari Bandung, Jawa Barat, memanfaatkan layanan mudik gratis ini untuk pulang kampung.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, secara langsung melepas para pemudik dari lokasi pemberangkatan di area Parkir Museum Purna Bhakti Pertiwi TMII, Jakarta Timur. Armada bus yang disediakan mengangkut para perantau yang bekerja di sektor informal menuju kampung halaman mereka masing-masing.
Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat pekerja informal dalam melaksanakan mudik. Dengan demikian, mereka dapat menghemat biaya perjalanan untuk kebutuhan lainnya, baik yang menggunakan bus maupun kereta api (KA).
“Harapannya, sangu utuh. Kalau sangu utuh nanti bisa mbangun desa,” pesan Luthfi kepada para pemudik.
Ia juga menambahkan bahwa Pemprov Jateng menyediakan layanan balik gratis untuk bus dan KA. Informasi mengenai perjalanan arus balik gratis dapat diakses melalui website Badan Penghubung Jateng.
“Untuk warga Jateng, jika nanti di Jakarta belum mendapatkan pekerjaan, sudah tidak usah (tidak usah balik). Bangun desanya sendiri saja sama bupati/wali kota. Tidak usah bawa teman. Tapi kalau sudah ada pekerjaaan tetap, tidak apa-apa. Kalau belum ada pekerjaaan, cukup membangun desanya masing-masing, bersama bupati/wali kota semuanya sudah bertanggung jawab semua,” ujarnya.
Para pemudik tampak sangat antusias mengikuti program mudik gratis ini. Mereka merasa terbantu karena dapat bertemu keluarga di kampung halaman tanpa harus mengeluarkan biaya tiket bus.
“Kalau tidak gratis, tiket bus Rp500 ribu, dan bisnis atau eksekutif bisa Rp600 ribu. Mudik gratis sangat membantu. Jatah beli tiket bisa buat lebaran,” kata Karyanto, salah satu peserta mudik gratis tujuan Blora.
Santi, pemudik tujuan Wonogiri, yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART), juga mengungkapkan rasa terima kasihnya.
“Saya kan ART, kalau pulang dua minggu sebelum lebaran, majikan belum izinin. Kalau pulang mepet, tiket mahal sampai Rp 500 ribu. Harga itu tidak terjangkau bagi kami ART,” tuturnya.
Dewi, pemudik tujuan Kota Tegal, yang berprofesi sebagai pedagang sembako di Jakarta, merasa sangat bersyukur dapat mengikuti program ini.
“Alhamdulillah, ini sangat membantu sekali bagi warga Jateng yang akan melakukan mudik gratis. Dengan mudik gratis ini akan meringankan beban warga Jateng. Sangat membantu meringankan pengeluaran dari puluhan ribu hingga ratusan ribu,” ungkap Dewi, yang mengaku dapat menghemat hingga Rp300 ribu.
Usmanto dan Fitri, pemudik tujuan Kudus, juga merasakan manfaat yang sama. Mereka dapat menghemat uang tiket bus sebesar Rp600 ribu.
Afidah, seorang buruh pabrik yang juga peserta mudik, berharap program ini dapat terus berlanjut di tahun-tahun mendatang dengan fasilitas yang lebih baik.
“Sebab, kegiatan itu sangat membantunya, mengingat pendapatan buruh pabrik selama ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.
Berdasarkan data dari Badan Penghubung Jateng, mudik kali ini menyediakan bus dengan tujuan 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, dengan total 289 bus dan kapasitas 14.374 penumpang dari Jakarta.
Adapun rincian bus yang diberangkatkan dari Jakarta meliputi 47 bus dari Pemprov Jateng, 166 bus dari kabupaten/kota, 53 bus dari PT Bank Jateng, 7 bus dari PT Semen Gresik, 15 bus dari PT Jasa Raharja, dan 1 bus dari Perum Perumnas.
Sementara itu, dari Kodiklat AD, Bandung, Jawa Barat, diberangkatkan 22 bus dengan total kapasitas 1.096 penumpang. Dengan rincian,n13 bus dari Baznas Provinsi Jateng, 4 bus dari Kabupaten Cilacap, 1 bus dari Kabupaten Wonogiri, 2 bus dari Kabupaten Sukoharjo, dan 2 bus dari Dewan Kehormatan PRJT BAN.
Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian Pemprov Jateng terhadap warga dan perantau asal Jawa Tengah yang bekerja di sektor informal di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, serta wilayah Bandung. (*/Pr/C1)