Bicaraindonesia.id, Surabaya – Kelompok Tani (Poktan) Sri Sedono melakukan panen padi di Lahan Bekas Tanah Kas Desa (BTKD) Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya, Kamis 21 Desember 2023.
Panen padi di lahan BTKD milik Pemkot Surabaya tersebut, merupakan pelaksanaan yang ketiga kalinya pada tahun 2023.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan kegiatan ini merupakan panen ketiga di tahun 2023 yang menyasar pada 6 hektar lahan persawahan dengan hasil 6 ton per hektar.
“Dalam satu tahun, kelompok tani Sri Sedono bisa tiga kali panen karena mereka memiliki irigasi yang bagus. Sebulan yang lalu, kami juga melakukan panen yang cukup besar dan lebih luas, sekitar 26 hektar dengan hasil 8 Ton per hektar,” kata Antiek dalam keterangan tertulisnya, seperti dikutip pada Sabtu 23 Desember 2023.
Program ketahanan pangan ini merupakan salah satu wujud Pemkot Surabaya dalam menjaga ketersediaan dan ketahanan pangan dengan berkolaborasi bersama kelompok tani yang ada di Kota Pahlawan.
“Kebetulan harga cukup bagus saat ini, berada pada Rp8.000 per/kg hasil panen berupa gabah kering. Mereka juga sudah melakukan kegiatan untuk meningkatkan pendapatannya dengan menggiling (padi), dan kami fasilitasi alat untuk menggiling. Jadi mereka juga bisa menjual dalam bentuk beras,” jelasnya.
Dengan demikian, Antiek berharap, Poktan Sri Sedono dapat memiliki nilai tambah karena sudah berupa beras, daripada saat menjual gabah kering. Sebab, jika sudah berupa beras, harga bisa mencapai Rp13.000 sampai Rp14.000 per/kg.
Tentunya DKPP Surabaya juga terus melakukan pendampingan, serta memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana. Di antaranya adalah peralatan, mulai dari sebelum tanam hingga panen. Termasuk memberikan pendampingan pemilihan jenis bibit.
“Termasuk penyediaan alat berupa pompa. Ketika tanam, mereka juga menggunakan alat yang kami fasilitasi. Bantuan juga diberikan berupa pupuk, bibit, sampai pada fasilitasi jaring-jaring untuk melindungi padi dari gangguan burung,” ujar dia.
Pada panen padi kali ini, Antiek menyebut, bibit berasal dari pilihan yang bagus dan tahan hama, serta dapat bertahan pada jenis tanah yang ada di Kelurahan Jeruk. Hasilnya, rasa nasi dari padi tersebut masuk dalam kategori premium.
“Kami juga memberikan bantuan bibit, sebagian akan proses tanam lagi untuk beberapa lahan pada proses pembibitan. Setelah ini, hasil panen akan diolah atau digiling, jadi kami ingin mereka juga bisa mendapatkan tambahan pendapatan melalui bentuk beras,” katanya.