Bicaraindonesia.id – Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya mencatat, limbah masker di Kota Pahlawan bisa mencapai 863,15 kilogram per bulannya. Meski begitu, DKRTH sudah menyiapkan strategi untuk mengatasi limbah masker yang saat ini penggunaannya meningkat di masa pandemi Covid-19.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DKRTH Kota Surabaya, Anna Fajriatin mengatakan, dalam tiga bulan terakhir, rata-rata jumlah sampah masker mencapai 863,15 kg per bulannya. Pembuangan sampah rumah tangga masker itu masuk ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS).
“Sampah masker itu masuk ke semua TPS. Jadi jumlah rata-rata sampah masker itu per bulannya 863,15 kg,” kata Anna dalam keterangan resminya, Jumat (20/8/2021).
Anna mengungkapkan, sampah masker menyumbang 43,85 persen dibandingkan dengan sampah spesifik lainnya. Seperti sampah baterai bekas, sampah kaleng semprotan bekas, sampah lampu bekas, dan sampah elektro bekas. “Sampah masker menyumbangkan 43,85 persen. Lebih banyak dari sampah spesifik lainnya,” ungkapnya.
Anna menjelaskan, penanganan dan pengolahan sampah rumah tangga masker itu ada beberapa tahap yang harus dilalui sebelum akhirnya sampah masker itu dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Ketika sampah rumah tangga masker itu dibawa ke TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle), petugas DKRTH akan memilah dan mengumpulkan sampah masker. Kemudian, hasil pemilahan dimasukan ke dalam wadah atau plastik container yang bertuliskan ‘Sampah spesifik Masker Bekas’.
“Setelah itu, kita akan timbang dan didata. Lalu, sampah masker itu melewati proses desinfeksi dengan cara direndam menggunakan sabun atau chlorine selama 15 menit,” jelasnya.
Ia memaparkan, setelah melewati proses disinfeksi, sampah masker itu dicacah dengan menggunakan gunting atau mesin pencacah khusus. Selanjutnya, sampah masker yang sudah didisinfeksi dan dipotong-potong, diangkut ke TPA Benowo.
“Setelah direndam dan dipotong-potong, sampah masker itu kita angkut ke TPA Benowo. Di sana akan dilakukan proses lebih lanjut. Wadah penampungan dan lokasi pengolahan limbah kita sterilkan dengan cara penyemprotan desinfektan,” paparnya.
Selanjutnya, limbah cairan hasil proses disinfeksi diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Anna menyebut, proses penanganan sampah rumah tangga masker di Sjrabaya sudah sesuai dengan aturan Surat Edaran (SE) Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (MenLHK) Nomor. SE3/MENLHK/PSLB3/PLB.3/3/2021 Tentang Pengelolaan Limbah B3 dan Sampah dari Penanganan Corona Virus Disease – 19 (Covid-19).
“Untuk proses penanganannya sendiri kita sudah sesuaikan dengan SE dari MenLHK,” terangnya.
Meski demikian, Anna juga mengingatkan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah masker di sembarang tempat. Seperti di jalan, taman, dan saluran air. Sebab, pihaknya banyak menemukan sampah masker itu di sembarang tempat.
“Harapan kami pada saat akan membuang masker, maskernya sudah disobek terlebih dahulu biar tidak dimanfaatkan dan disalahgunakan oleh pihak lain,” pungkasnya. (A1)