Bicaraindonesia.id – Penyakit usus buntu adalah peradangan yang terjadi pada usus buntu atau apendiks. Usus buntu merupakan organ berbentuk kantong kecil dan tipis berukuran sepanjang 5 hingga 10 sentimeter yang terhubung pada usus besar.
Saat menderita radang usus buntu, penderita dapat merasakan nyeri di perut kanan bagian bawah. Namun, jika dibiarkan, infeksi dapat menjadi serius dan menyebabkan usus buntuh pecah. Hal ini justru akan menimbulkan keluhan rasa nyeri yang hebat hingga membahayakan nyawa penderitanya.
Spesialis bedah Siloam Hospitals Surabaya, dr. Alexander S Agung, Sp.B., FinaCS., FICS. mengatakan, peradangan pada Appendix Vermiformis (umbain cacing usus buntu) dan Mukosa Appendix yang meluas dapat menimbulkan gejala nyeri perut akut. Terutama pada kuadran kanan bawah, yaitu radang usus buntu dan infeksi bakteri.
“Dengan penyumbatan atau obstruksi oleh jaringan limfoid, cacing, hyoerplasia merupakan penyebab dengan faktor pencetus radang usus buntu yang dapat dibagi menjadi radang akut dan radang kronis,” kata dr Alexander melalui webinar edukasi bertajuk Usus Buntu, Apakah Perlu Dioperasi?, Jum’at, (13/08/2021).
Melengkapi paparannya, dr Alexander menjelaskan bahwa gejala pada radang usus buntu akut, diikuti rasa mual sampai muntah. Kemudian, panas tinggi di area perut.
“Dan pada penderita radang kronis, seperti mirip sakit maag, nyeri perut kanan bawah dapat dideteksi dengan timbul nyeri pada saat ditekan perut bawah sebelah kanan,” ungkap dr. Alexander yang kesehariannya bekerja di Siloam Hospital tersebut.
Menurutnya, cara terbaik mengatasi radang usus buntu akut adalah dengan melakukan tindakan operasi medis. “Cara terbaik penyembuhan dengan operasi,” ungkap dr Alexander.