Bicaraindonesia.id – Meski Surabaya termasuk dalam kategori Kota Metropolitan, budidaya urban farming rupanya tetap diminati masyarakat. Hal itu terbukti berdasarkan catatan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya. Dalam tiap hari, permintaan bibit tanaman ke kantor DKPP yang berada di Jalan Pagesangan II nomor 56 Surabaya, selalu ada.
Kepala DKPP Surabaya, Yuniarto Herlambang mengatakan, selama ini pihaknya terus memberikan pendampingan dan bantuan stimulan berupa bibit tanaman kepada warga yang berminat dalam budidaya tanaman melalui metode urban farming. Baik itu berupa tanaman pangan maupun hortikultura.
“Terkait urban farming, kita memberikan pendampingan dan bantuan stimulan kepada warga masyarakat untuk semakin memaksimalkan tanah pekarangannya, dengan tanaman pangan maupun hortikultura,” kata Herlambang di kantor DKPP Surabaya, Sabtu (11/07/2020).
Bahkan, pihaknya menyatakan, setiap hari permintaan bibit tanaman ke kantor DKPP selalu ada. Baik itu permintaan bibit perorangan maupun kelompok. Namun, karena keterbatasan jumlah bibit, sehingga tidak semua permintaan itu difasilitasi.
“Kalau (permintaan) banyak mungkin kita survei dahulu, apakah cocok lahannya, tapi kalau sedikit pasti kita beri. Permintaan terus meningkat,” katanya.
DKPP Surabaya mencatat, dalam beberapa tahun terakhir, permintaan bibit tanaman terus mengalami kenaikan signifikan. Di tahun 2017, permintaan bibit tanaman mencapai 5 ribu, kemudian tahun 2018 sekitar 10 ribu dan di tahun 2019 mencapai 100 ribu. Sedangkan di tahun 2020, hingga bulan Juli ini permintaan bibit sudah mencapai 80 ribu.
“Belum sampai akhir tahun 2020 permintaan bibit sudah sekitar 80 ribu. Yang paling banyak permintaan bibit sayuran dan toga. Meliputi, cabai, tomat, terong, okra. Kalau toga, aneka macam, mulai empon-empon,” ungkap Herlambang.
Menurut dia, di tengah pandemi saat ini program urban farming sangat cocok diterapkan, khususnya dalam upaya ketahanan pangan. Karenanya, DKPP Surabaya terus berperan aktif untuk mendorong dan membantu masyarakat dalam mengoptimalkan program ketahanan pangan tersebut.
“Jadi kalau memang masyarakat membutuhkan benih atau bibit-bibit kita dukung itu. Permintaan bisa perorangan atau kelompok. Kita juga lihat permintaannya (jumlah) bibit dengan kondisi di lapangan,” jelas dia.
Herlambang menambahkan, khusus bagi warga Surabaya yang ingin mengajukan bibit tanaman gratis bisa langsung datang ke kantor DKPP. Namun, untuk mendapatkan bibit tanaman itu warga juga harus melengkapi beberapa persyaratan. Seperti mengisi formulir identitas dan formulir kesediaan untuk pemeliharaan tanaman. Selain itu pula warga juga harus melengkapi dengan foto copy identitas diri.
“Itu kalau perorangan atau pengajuan bibit tidak dalam jumlah banyak, misal satu orang dengan lima bibit tanaman. Kalau kelompok atau lembaga bisa mengajukan surat permohonan. Biasanya petugas kami akan melakukan monitoring dahulu, kalau kelompok biasanya lebih dari 100 bibit,” pungkasnya.
Editorial: B1