BicaraIndonesia.id, Surabaya – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menggelar Lomba Kompetensi Siswa Pendidikan Menengah (LKS Dikmen) 2025 dengan format baru.
Untuk pertama kalinya, ajang ini tidak hanya diikuti oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tetapi juga melibatkan Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
Sebagai langkah persiapan, Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur melalui Bidang SMK mengadakan sosialisasi kepada seluruh pemangku kepentingan pada Selasa, 4 Februari 2025.
Kabid SMK Dindik Jatim, Anny Saulina, menegaskan bahwa kebijakan baru ini bertujuan meningkatkan sinergi antar jenjang pendidikan. Jawa Timur sendiri menargetkan mempertahankan gelar juara umum dalam LKS Dikmen 2025.
Di samping itu, sosialisasi ini juga menindaklanjuti petunjuk teknis (juknis) terbaru dari Kemendikdasmen yang menghapus batasan jenjang sekolah dalam kompetisi ini.
Menurut Anny, aturan baru ini membuka kesempatan bagi semua siswa, baik dari SMA, MA, maupun SMK, untuk mengikuti berbagai bidang lomba tanpa ada kategori khusus.
“Dalam juknis disebutkan bahwa tidak ada lagi pengotak-kotakan jenjang sekolah. Semua (siswa) punya hak yang sama untuk mengikuti lomba kompetensi apapun. Tidak ada kekhususan lomba,” ujar Anny, usai menyampaikan sosialisasi di kantor Dindik Jatim, Surabaya, Selasa, 4 Februari 2025.
Meskipun sosialisasi dilakukan mendadak, Dindik Jatim berharap SMA dan MA dapat segera mempersiapkan siswa terbaiknya sebelum seleksi tingkat kabupaten/kota dimulai.
Anny menjelaskan bahwa seleksi peserta akan dimulai dari tingkat sekolah. Setiap sekolah akan memetakan bidang lomba yang sesuai dengan potensi siswanya.
“Di SMA ada program double track dan kurikulum kewirausahaan. Siswa dapat memanfaatkan program ini untuk bersaing di LKS Dikmen. Kami bersama cabang dinas (cabdin) akan bersinergi agar SMA dan MA dapat berpartisipasi secara optimal,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa keterlibatan SMA dan MA akan memberikan warna baru dalam kompetisi ini. Jika peserta yang dihasilkan berkualitas, Jawa Timur akan semakin diakui sebagai barometer pendidikan nasional.
“LKS juga membuka peluang kolaborasi antar sekolah. Sekolah yang belum memiliki fasilitas lengkap bisa bekerja sama dengan sekolah lain yang lebih siap,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua MKKS SMA Jawa Timur, Sukirin, menyambut baik kebijakan ini. Ia menilai bahwa keputusan Kemendikdasmen merupakan langkah maju dalam menggali potensi siswa tanpa membatasi mereka berdasarkan jenjang pendidikan.
“Kami di SMA unggul dalam bidang sains. Namun, bisa jadi ada siswa kami yang memiliki keterampilan di bidang lain yang dapat dikembangkan melalui LKS,” ujar Sukirin, yang juga Kepala SMAN 5 Surabaya.
Saat ini, MKKS SMA Jawa Timur tengah berkoordinasi dengan cabang dinas di Surabaya dan Sidoarjo untuk mempersiapkan sekolah serta siswa yang akan mengikuti kompetisi.
Sukirin menambahkan bahwa pihaknya tengah memetakan potensi siswa sesuai dengan bidang lomba yang tersedia di LKS Dikmen 2025.
“Kami sedang mengidentifikasi siswa yang memiliki keterampilan yang cocok dengan bidang lomba di LKS. Setelah sosialisasi ini, kami akan segera berkoordinasi dengan cabang dinas untuk persiapan lebih lanjut,” pungkasnya.
Sebagai informasi, LKS Dikmen merupakan kompetisi di bidang riset dan inovasi yang diperuntukkan bagi siswa SMA dan SMK di seluruh Indonesia. Ajang ini diselenggarakan secara berjenjang, mulai dari tingkat daerah hingga nasional, guna menjaring talenta terbaik dari 38 provinsi.
Mekanisme seleksi bertingkat ini dirancang untuk memastikan kesempatan yang adil bagi semua peserta, sehingga mereka dapat berkompetisi secara optimal dan menunjukkan potensi terbaiknya.
Sosialisasi kebijakan baru ini dihadiri oleh 24 Cabang Dinas Pendidikan Wilayah, 152 MKKS dari SMA dan SMK negeri serta swasta, 38 madrasah dari berbagai kabupaten/kota, serta perwakilan dari Kanwil Pendidikan Menengah Jawa Timur. (*/Pri/An/A1)