Pilihan Presiden (Pilpres) 2019 menjadi pertarungan yang sengit kedua, bagi capres petahana Joko Widodo (Jokowi) dengan capres oposisi Prabowo Subianto. Pada akhirnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin, sebagai capres-cawapres terpilih.
Ketetapan dalam sidang pleno pada Minggu (30/06) sore itu sekaligus mengakhiri tahapan Pilpres 2019. Penetapan pasangan Jokowi-Ma’ruf sebagai pemenang itu dilakukan setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa hasil Pilpres 2019 yang diajukan paslon 02, Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.
Belum kering keringat masyarakat merasakan lelahnya pertarungan Pilpres 2019. Namun, desas-desus pembicaraan tentang Pilpres 2024 pun ternyata telah dimulai.
Akan tetapi, di tahun 2024 kiranya akan menjadi angin segar bagi publik, dimana akan keluar tokoh lain yang siap meramaikan bursa capres pemimpin Indonesia mendatang.
Baru-baru ini salah satu lembaga survei terkemuka di Indonesia, LSI Denny JA merilis 15 nama yang bisa masuk bursa capres 2024.
Ada beberapa nama besar yang masuk ke dalam capres 2024 versi LSI Denny JA. Mereka diantaranya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, capres-cawapres 2019 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, Sri Mulyani Menteri Keuangan, Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Kepala BIN Budi Gunawan, hingga Gatot Nurmantyo Mantan Panglima TNI, masuk ke dalam daftar prediksi nama tersebut.
Namun, ada satu hal menarik yang masuk ke dalam capres versi LSI Denny JA. Lembaga survei itu menyisakan satu slot untuk “Mr/Ms X” yang saat ini belum teridentifikasi.
LSI Denny JA mendeskripsikan Mr/Ms X itu sebagai faktor kejutan yang saat ini belum dibicarakan.
Tri Rismaharini, Sosok Mr/Ms X?
Tidak mudah memang memprediksi siapa yang akan bertahta sebagai presiden pada 2024 nanti. Sejumlah nama memang digadang-gadang punya potensi luar biasa maju dalam bursa Capres 2024 mendatang. Kendati 2024 masih tergolong lama, sehingga kejutan apapun bisa saja muncul. Termasuk soal Mr X atau Ms X versi LSI Denny JA ini.
Merujuk pada efek kejut tersebut, bisa jadi nama Tri Rismaharini yang saat ini masih menjabat sebagai Wali Kota Surabaya adalah sosok yang dapat menjelma menjadi Ms. X yang tak terprediksi itu.
Ada beberapa alasan kuat yang menjadikan nama Tri Rismaharini diprediksi menjadi sosok kejut yang dirahasiakan oleh LSI Denny JA tersebut.
Risma, panggilan akrab Wali Kota Surabaya ini pernah menolak saat digadang-gadang maju dalam kontestasi Pilgub DKI 2017 lalu. Tak hanya itu, kader PDI P ini juga sempat menolak saat dicalonkan maju pada kontestasi Pilgub Jatim.
Risma lebih memilih tetap menjalankan amanahnya sebagai Wali Kota Surabaya dan menolak dicalonkan. Padahal dalam beberapa survei posisi elektabilitasnya bersaing ketat dengan (Gubernur Jatim) Khofifah Indar Parawansa dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
Ia mengaku enggan meninggalkan jabatannya sebagai Wali Kota Surabaya sebelum masa baktinya habis. Bagi dia, jabatan merupakan amanah dan tanggung jawab yang besar.
Risma menegaskan amanah merupakan rahasia Tuhan dan tidak bisa dihindari. “Jadi nanti Tuhan yang atur, amanahku opo aku tidak tahu. Yang jelas harus nolak karena berat, karena itu berat tanggung jawabe,” kata Wali Kota Risma.
Namun di tahun 2020 nanti, masa bakti wali kota perempuan pertama di Surabaya ini pun telah habis. Dengan begitu, bisa jadi Tri Rismaharini diprediksi sebagai sosok kejutan yang diramalkan LSI Denny JA tersebut.
Ada beberapa indikator yang membuat nama Tri Rismaharini diprediksi menjadi kandidat kuat dan sosok yang masih menjadi misteri pada angka 15 lembaga survei Denny JA itu.
Ulas Fakta Tri Rismaharini
Risma tercatat sebagai wanita pertama yang dipilih langsung menjadi wali kota melalui pemilihan kepala daerah sepanjang sejarah demokrasi Indonesia. Ia merupakan kepala daerah perempuan pertama di Indonesia yang berulang kali masuk dalam daftar pemimpin terbaik dunia.
Selain menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, Risma juga dipercaya mengemban dua amanah penting sebagai pemimpin asosiasi global dunia.
Pada tanggal 14 September 2018 dalam Kongres UCLG-ASPAC 2018 (Asosiasi Pemerintah Kota dan Daerah Se-Asia Pasifik) di Surabaya, Tri Rismaharini terpilih secara aklamasi sebagai Presiden UCLG-ASPAC untuk masa bakti 2018-2020 menggantikan Gubernur Provinsi Jeju, Korea Selatan, Won Hee-ryong.
Ada cerita menarik saat Tri Rismaharini menjalankan tugas sebagai Presiden UCLG Aspac. Kala itu, saat memimpin jalannya sidang UCLG Aspac di Kota Yiwu Cina, Risma menjadi seorang fasilitator dua negara yang sebelumnya dikenal saling bertolak belakang, yakni Korea Selatan dan Korea Utara. Kedua perwakilan negara inipun sukses dipertemukan Risma dalam sebuah forum organisasi global di Cina.
Pada bulan November 2018 lalu, saat Tri Rismaharini melakukan lawatan ke Hangzhou China, ia juga ditunjuk dan dipercaya menjabat sebagai Presiden Belt Road Local Cooperation (BRLC).
BRLC sendiri merupakan sebuah komunitas perdagangan antar negara yang diinisiasi oleh Pemerintah Republik Rakyat China. Sedangkan para anggotanya terdiri dari negara yang dahulunya pernah dilewati oleh jalur sutra atau jalur perdagangan yang membentang dari Asia sampai Afrika.
Sebagai seorang Presiden BRLC, tugas utama Risma yakni menjadi koordinator negara-negara anggota yang ingin mengembangkan ekonomi dan perdagangan negara tersebut. Selain itu, ia memiliki andil besar dalam mewadahi keinginan negara-negara anggota yang ingin kerjasama pertukaran di bidang ekonomi atau UMKM.
Tidak mudah memang mengemban jabatan sebagai pemimpin asosiasi global. Dengan berbagai suku bangsa dan budaya yang berbeda, mengharuskan seorang pemimpin itu mampu memegang tongkat komando jalannya asosiasi global tersebut. Namun nyatanya, Risma pun mampu menjalankan amanah dan tanggung jawab besar yang diembannya itu.
Bahkan, di bawah komando perempuan kelahiran 20 November 1961 ini, beberapa kali Kota Surabaya berhasil menorehkan prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional. Keberhasilan itu pun pada akhirnya menghantarkan Kota Surabaya mampu bersanding dengan kota-kota besar di seluruh dunia.
Berbagai strategi jitu Risma membuat problematika di Surabaya diselesaikan dengan tempo yang cepat. Pada contoh kasus, beberapa waktu lalu, tepatnya pada 18 Desember 2018, Jalan Raya Gubeng Surabaya sempat mengalami ambles. Risma dengan gayanya yang khas langsung merespon cepat dengan menginstruksikan jajarannya untuk normalisasi Jalan Raya arteri tersebut.
Ratusan pekerja hingga puluhan alat berat dikerahkan menutup lubang menganga di jalan Gubeng yang ambles itu. Mereka bekerja 24 jam nonstop menguruk lubang besar yang memutus akses jalan di tengah Kota Surabaya.
Bahkan, tak tanggung-tanggung Risma juga terjun langsung memantau dan memberi arahan proses recovey Jalan Gubeng yang ambles itu.
Tak pelak, pada hari kelima, Minggu (23/12/18) pasca insiden itu, Jalan Raya Gubeng pun telah tersambung dan kembali bisa dilewati.
Seorang pemimpin Negara tidak hanya terlihat tegas, lugas dan berwibawa. Namun bagaimana seorang pemimpin itu mampu mengambil langkah cepat dalam menyelesaikan suatu masalah.
Atas dasar inilah yang membuat nama Tri Rismaharini diprediksi cocok sebagai kandidat kuat untuk mengemban amanah sebagai Presiden Indonesia 2024 mendatang.
Namun pada akhirnya, boleh jadi hanya Wali Kota Risma yang benar-benar mengetahui apakah 2024 nanti akan menjadi panggungnya untuk meramaikan dunia kancah politik atau tidak. Terlepas dari semua itu, ia tetap memiliki peluang yang sangat besar meskipun kontestasi Pilpres masih berlangsung lima tahun mendatang.
(Diulas dari berbagi sumber)