Bicaraindonesia.id – Universitas Kristen Petra (UK Petra) membuat sebuah platform bernama Plasma Petra. Platform ini bertujuan untuk menjawab tingginya kebutuhan dan permintaan akan plasma konvalesen bagi pasien Covid-19.
Program ini merupakan inisiasi dari UK Petra sebagai bentuk perwujudan partisipasi gotong royong segenap Sivitas Akademika dalam penanggulangan pandemi COVID-19 Indonesia. Platform tersebut telah dilaunching pada Selasa, 3 Agustus 2021 lalu, melalui live Instagram di @oia_ukp dan @klinikpratamaukp.
Melalui Plasma Petra, calon pendonor yang terpanggil untuk mendonasikan plasma konvalesen dapat lebih mudah dipertemukan dengan orang yang membutuhkan plasma tersebut. Bahkan, platform ini dapat digunakan oleh semua masyarakat di seluruh Indonesia dengan mengakses laman https://plasma.petra.ac.id.
Kepala Office of Institutional Advancement (OIA) UK Petra, Meilinda mengatakan, kebutuhan akan plasma menghiasi Instagram, WhatsApp, dan sosial media lainnya lengkap dengan contact person yang dibuka secara umum. Bahkan, tak sedikit juga hoax dan informasi simpang siur yang bertebaran.
“Dengan adanya platform ini, data-data tersebut disimpan secara baik dan hanya bisa digunakan dengan izin dari pemilik datanya, sehingga lebih aman untuk kedua belah pihak,” kata Meilinda dalam keterangan tertulisnya.
Di dalam platform tersebut, pengguna dapat masuk sebagai pendonor dan penerima donor. Untuk pendonor, hanya dapat mendaftarkan dirinya sendiri. Namun untuk penerima donor, dalam hal ini yang berperan sebagai narahubung dapat mendaftarkan lebih dari satu orang pasien.
Ide awal pembuatan platform ini datang dari seorang alumni UK Petra bernama Danny Gho, yang percaya bahwa UK Petra dapat menjadi salah satu solusi dari situasi ini. Kemudian, Bryan Elmer Cahyadi, Marselus Richard Gianto dan Michael Wong, yang merupakan mahasiswa Informatika UK Petra, mengambil peranan sebagai tim teknologi informasi.
Ketua Tim Teknologi Informasi Plasma Petra, Bryan Elmer Cahyadi menjelaskan, saat ada kebutuhan donor, maka sistem akan secara otomatis menampilkan daftar rekomendasi pendonor yang sesuai dengan kriteria pasien. Mulai dari lokasi serta golongan darah dan rhesus.
Narahubung dapat memilih calon pendonor kemudian menekan tombol request. Setelah itu, akan muncul notifikasi pada halaman akun pendonor. Pendonor nantinya juga bisa menerima dan menolak.
“Jika menerima, nantinya akan ada tombol untuk menghubungi narahubung yang akan langsung direct ke whatsapp. Saat sudah memencet tombol hubungi, secara otomatis status pendonor tersebut akan tidak aktif, untuk menghindari penumpukan permintaan,” kata Bryan. (Hms/A1)