BicaraIndonesia.id, Surabaya – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 8 Surabaya secara resmi memutar lagu kebangsaan Indonesia Raya setiap hari pada pukul 10.00 WIB di berbagai stasiun wilayah Daop 8.
Kebijakan ini mulai diterapkan sejak Minggu (24/11/2024) sebagai tindak lanjut Maklumat Direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero) Nomor: MAK.US/KL.402/XI/2/KA-2024 tentang Ketentuan Memperdengarkan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya oleh seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Maklumat tersebut mengacu pada Surat Edaran Menteri BUMN Nomor: SE-8/MBU/S/11/2024 yang mewajibkan seluruh kantor BUMN memperdengarkan lagu Indonesia Raya setiap pukul 10.00 WIB.
Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif, mengungkapkan bahwa kebijakan ini mengajak pelanggan kereta api, tenant, dan seluruh pekerja di stasiun untuk berdiri tegap saat lagu Indonesia Raya berkumandang.
“Lagu kebangsaan Indonesia Raya setiap harinya akan dikumandangkan di seluruh stasiun wilayah Daop 8 pada pukul 10.00 pagi,” ujar Luqman dalam keterangannya di Surabaya, Minggu 24 November 2024.
Ia menambahkan, pemutaran lagu kebangsaan ini bertujuan untuk menjaga semangat nasionalisme sekaligus menanamkan rasa cinta Tanah Air dalam aktivitas sehari-hari.
“Serta bertujuan untuk menanamkan rasa cinta Tanah Air di dalam setiap aktivitas,” tambahnya.
Kebijakan ini sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir, yang menetapkan kewajiban seluruh kantor BUMN untuk memutar lagu kebangsaan Indonesia Raya setiap pukul 10.00 pagi.
Surat Edaran tersebut ditandatangani pada 11 November 2024 dan menjadi bagian dari upaya memperkuat semangat kebangsaan.
Selain itu, kebijakan ini juga sejalan dengan visi PT Kereta Api Indonesia untuk menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik bagi Indonesia, serta sebagai wujud cinta terhadap negara.
Setelah pemutaran lagu selesai, pelanggan dan pekerja di stasiun dapat kembali melanjutkan aktivitas seperti biasa.
“Diharapkan para pelanggan kereta api tidak terganggu dengan adanya aktivitas tersebut, dan dapat turut mendukung program semangat nasionalisme ini,” pungkas Luqman Arif. (Ark/C1)