Bicaraindonesia.id – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berhasil mengembangkan sapi dengan varietas unggul yang jauh lebih baik dari varietas aslinya. Pengembangan ini dilakukan oleh Universitas Mataram bekerjasama dengan Massey University New Zealand. Hasil kerjasama itu menghasilkan suatu produk sapi asli yang awalnya kurang dianggap tidak bagus menjadi berkelas.
Varietas sapi yang dikembangkan ini adalah jenis sapi bali yang kemudian diformulasikan menjadi varietas sapi bali spesial NTB dengan modifikasi pakan, perawatan dan lainnya. Sehingga menjadi berbeda dengan sapi bali pada umumnya.
Peneliti dari Universitas Mataram, Prof. Dahlanuddin mengatakan, bahwa ada dua masalah yang ditemukan pada varietas sapi bali. Pertama, pertumbuhan sapi jenis ini masuk dalam kategori rendah dan kedua adalah dagingnya yang lebih keras daripada daging sapi lainnya.
“Ini sudah dibuktikan bahwa kita sudah berhasil meningkatkan pertumbuhan berat badannya hingga dua sampai tiga kali lipat,” kata Prof Dahlanuddin saat memberikan penjelasan kepada Menteri Pertanian di Novotel Lombok Tengah, Sabtu (22/08/2020) malam.
Ia mengungkapkan bahwa penelitian yang dilakukan dimulai ini sejak tahun 2001 bersama rekan-rekannya dari BPTP NTB dan Australia. Saat itu, mereka fokus untuk meningkatkan jumlah kelahiran sapi ini dari rata-rata 60-70 persen menjadi 85 persen bahkan lebih, dan pada tahun 2009 dilakukanlah panen raya pedet.
Namun demikian, dalam perjalanannya itu rupanya tidak mulus. Karena, muncul satu permasalahan lain yakni tingkat kematian sapi yang dikembangkan ini. Namun, pihaknya tidak berhenti di situ, Prof Dahlanuddin terus melakukan penelitian dan berhasil menurunkan tingkat kematian sapi ini.
“Dari hasil penelitian kami pada 36 kelompok saat itu, kami menghitung bahwa terjadi kenaikan berat daging sebesar 130 persen, ini sangat luar biasa dan sudah menjadi program Dinas Peternakann Provinsi NTB sejak saat itu,” ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa pertumbuhan yang awalnya 200 gram per hari menjadi 500 sampai 600 gram per hari. Pengembangan ini dilakukan dengan mencari dan meneliti formula pakan yang tepat untuk menghasilkan sapi dengan kualitas unggul ini. Dalam penelitiannya, ia menemukan bahwa ada dua tanaman lokal yang tepat sebagai bahan baku pakan ternak untuk menghasilkan sapi yang berkualitas.
“Kami menemukan, ada dua tanaman lokal untuk pakan, yakni daun turi yang banyak ditemukan di Lombok bagian selatan dan yang ke dua adalah lamtoro,” terangnya.