Bicaraindonesia.id, Surabaya – Pelajar Solidaritas Indonesia mengadakan Kopdarsus (Kopi Darat Khusus) di salah satu cafe Surabaya pada Sabtu malam, 25 Mei 2024. Kegiatan tersebut dihadiri para pelajar dari berbagai SMA/SMK Negeri dan Swasta se-Surabaya.
Dalam Kopdarsus, Ketua Pelajar Solidaritas Indonesia Dion Marcellino mengungkapkan kekecewaannya pada kepemimpinan saat ini karena dinilai tidak memahami tantangan zaman.
“Pemimpin itu harus paham tantangan zaman, era digital adalah era yang akan dihadapi oleh milenial dan Gen Z. Namun kami tidak melihat political will dari wali kota saat ini menjawab tantangan zaman tersebut,” ujar Dion dalam keterangan tertulis yang diterima Minggu, 26 Mei 2024.
Menurut dia, Surabaya sebagai Kota Metropolis, kalah dengan Solo yang memiliki Solo Techno Park. Ia menilai Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka telah memberi ruang bagi anak muda untuk mengembangkan potensi di bidang cyber security, coding, gamers maupun marketplace.
“Hari ini di belahan dunia orang sudah bertransaksi menggunakan Crypto, kita mengurus UMKM belum tuntas. Oleh karenanya dalam Kopdarsus ini kami menampung aspirasi para pelajar, gen z dan milenial yang secara DPT (Daftar Pemilih Tetap) Pemilu pemegang suara terbanyak sekitar 52 persen,” ucap Dion.
Maka dari itu, Dion menyatakan dukungan kepada anak muda melalui sosok Richard Handiwiyanto untuk maju dalam Pilkada Surabaya 2024.
Dion berpandangan jika Richard Handiwiyanto adalah presentasi dari anak muda yang profesional (Advokat), intelektual dan memahami situasi kekinian Gen Z dan milenial.
“Kami mengusulkan agar Surabaya ke depan memiliki Surabaya Techno and Culture Centre, sebagai wadah meningkatkan kesiapan anak muda di dunia digital, artificial intelegensia, block chain, web3 serta kebudayaan agar kita tidak kehilangan jatidiri sebagai anak bangsa,” sebut Dion.
Dirinya juga memastikan jika hasil dari Kopdarsus akan disosialisasikan ke masyarakat di lingkungan sekitarnya. Termasuk juga ke partai politik serta Richard Handiwiyanto sebagai sosok yang didukungnya.
“Kami berharap partai partai mendengar suara dan aspirasi kami. Kami tidak mau hanya dijadikan objek politik kekuasaan semata,” tutup Dion. (*/DJ/C1)