Bicaraindonesia.id, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa abu vulkanik akibat erupsi Gunung Ruang, masih mengganggu wilayah udara pada Jumat 19 April 2024.
Kondisi ini berdampak pada keamanan dan keselamatan penerbangan. Otoritas bandar udara (bandara) telah menerbitkan notifikasi terkait kondisi tersebut.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyampaikan bahwa erupsi G. Ruang yang terjadi sejak Selasa (16/4/2024), berdampak pada penutupan operasional Bandara Internasional Sam Ratulangi di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara.
“Bandara yang berjarak sekitar 95 km dari Gunung Ruang masih tutup sementara waktu. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memonitor penutupan bandara diperpanjang hingga hari ini, Jumat (19/4), pukul 06.00 – 18.00 WITA,” kata Abdul Muhari dalam keterangan tertulis di Jakarta, seperti dikutip pada Jumat 19 April 2024.
Ia juga mengungkapkan jika distribusi abu vulkanik Gunung Ruang terpantau hingga Kabupaten Minahasa Utara pada Kamis (18/4/2024). Sejumlah wilayah kecamatan terdampak abu vulkanik, di antaranya Kecamatan Likupang Barat, Wori, Likupang Timur dan Likupang Selatan.
“Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Minahasa Utara mengimbau warga untuk menggunakan masker dan tetap tenang, khususnya dalam menyikapi informasi hoaks,” jelasnya.
Perkembangan informasi pada Kamis malam (18/4/2024), pukul 23.00 WIB, BNPB memantau Pelabuhan Tagulandang saat ini dioperasikan untuk mobilisasi evakuasi dan pendistribusian bantuan kepada masyarakat terdampak.
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), telah mengaktifkan pos komando yang berada di Desa Apengsala yang berjarak 15 km dari Gunung Ruang.
Pasca erupsi eksplosif, jaringan listrik dan komunikasi lumpuh di Kampung Laing Patehi yang berada di Pulau Ruang. Sedangkan di Desa Lumbo di Pulau Tagulandang, kondisi jaringan komunikasi tidak berfungsi secara optimal.
Pengungsian yang telah didata BPBD berada di Pulau Tagulandang berjumlah 272 KK atau 838 jiwa. Mereka yang berasal dari Desa Laingpatehi berjumlah 166 KK (506 jiwa) dan Desa Pumpente 106 KK (332 jiwa).
Sementara itu, evakuasi warga juga dilakukan pada masyarakat yang berada di Pulau Tagulandang, khususnya di sisi barat yang berhadapan dengan Pulau Ruang.
“Pendataan masih terus dilakukan oleh pemerintah daerah, dengan data sementara berjumlah 6.045 jiwa. Mereka berasal dari Kelurahan Bahoi dan Kelurahan Balehumara,” terang Abdul Muhari.
Berdasarkan dasbor sistem informasi pemantauan gunung api, G. Ruang terlihat jelas hingga tertutup kabut pada Jumat (19/4/2024). Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 50-100 meter dari puncak gunung. Cuaca berawan, angin lemah ke arah selatan.
“Otoritas kegunungapian, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), telah menetapkan status aktivitas vulkanik Gunung Ruang pada level tertinggi atau IV (Awas) pada 17 April 2024, pukul 21.00 WITA,” ujarnya.
Rekomendasi pada level tersebut, di antaranya masyarakat di sekitar Gunung Ruang dan pengunjung atau wisatawan agar tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 6 km dari pusat kawah aktif gunung.
Kemudian, masyarakat yang bermukim pada wilayah Pulau Tagulandang yang masuk dalam radius 6 km, agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius 6 km.
Sedangkan bagi masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas (surge), dan tsunami yang disebabkan oleh runtuhan tubuh gunung api ke dalam laut.
Dan yang terakhir adalah masyarakat diimbau untuk selalu menggunakan masker. Ini bertujuan untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernafasan. ***
Editorial: A1
Source: BNPB RI