Bicaraindonesia.id, Surabaya – Di tengah maraknya ancaman keamanan siber di era digital, keterlibatan perempuan dalam menangani tantangan tersebut juga menjadi semakin penting.
Memahami urgensitas tersebut, sejumlah mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkolaborasi untuk membentuk ITS Nabu. Yakni, sebuah platform yang berfokus pada proyek-proyek keamanan siber.
Sebagai inisiatif pertama yang bertujuan untuk mengawali perubahan dalam ranah keamanan siber, ITS Nabu menyelenggarakan pelatihan Women in Cyber Security: Cyber Security Training Session di Departemen Teknik Informatika ITS, Jumat 22 Maret 2024.
Menjadi kegiatan pertama, pelatihan berbasis teknologi ini dirancang sebagai langkah awal untuk mendorong lebih banyak partisipasi perempuan dalam bidang keamanan siber. Juga memperluas kesempatan bagi perempuan untuk berkembang dalam bidang teknologi ini.
Project Manager ITS Nabu Angela Oryza Prabowo menegaskan keyakinan timnya akan pentingnya peran perempuan dalam semua aspek, termasuk dalam ranah keamanan siber. Meskipun begitu, statistik menunjukkan bahwa perempuan hanya menyumbang sekitar 10-20 persen dari total tenaga kerja dalam industri Teknologi Informasi (TI) di Indonesia.
Berkomitmen untuk mengubah paradigma tersebut, pelatihan ini digelar sebagi hasil kolaborasi dari Laboratorium Networking Technologies and Intelligent Cyber Security (Netics) dan Net-Centric Computing (NCC).
“Pelatihan ini juga diarahkan untuk membuka peluang lebih besar bagi perempuan untuk berkontribusi secara signifikan dalam dunia digital, terutama di Indonesia,” kata Ryza, dalam siaran tertulisnya, seperti dikutip pada Jumat 22 Maret 2024.
Menargetkan perempuan sebagai segmentasi audiensnya, pelatihan ini menghadirkan Dyah Putri Nareswari sebagai pembuka pelatihan.
Karyawan Cybersecurity and Privacy Associate di perusahaan Pricewaterhouse Coopers (PwC) itu menyebutkan bahwa meski jumlah perempuan dalam bidang siber masih rendah, peluang untuk terlibat dalam keamanan siber sangat besar dan penting dalam dunia TI.