Bicaraindonesia.id, Surabaya – Tim mahasiswa Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan Facocat, yakni pasir kucing ramah lingkungan berbahan dasar fly ash dan arang aktif dari sabut kelapa.
Ketua tim Kalinda Ayu Prasasti mengungkapkan bahwa inovasi ini lahir karena mayoritas bahan dasar pasir kucing bersifat karsinogenik. Hal itu dinilainya berbahaya bagi kucing.
“Oleh karena itu, kami mencoba memanfaatkan sabut kelapa dan abu layang (fly ash) yang lebih ramah lingkungan pada pembuatan pasir untuk kucing ini,” kata Kalinda dalam siaran tertulisnya, seperti dilansir pada Rabu 28 Februari 2024.
Kalinda menjelaskan, sabut kelapa memiliki kandungan selulosa yang berpotensi diolah menjadi arang aktif. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, ditemukan bahwa arang aktif mempunyai pori-pori yang terbuka sehingga daya penyerapannya tinggi.
“Hal tersebut membuat arang aktif kerap digunakan dalam proses pemurnian,” paparnya.
Menurut Kalinda, fly ash terbukti dapat menggumpal dengan baik ketika terkena kotoran kucing dan bau urea yang dihasilkan. Hal tersebut didasarkan pada kemampuan fly ash untuk menyerap kelembaban dengan cepat akibat tingkat porositas yang tinggi.
“Sehingga Facocat dapat langsung dibuang ke tanah tanpa mencemari lingkungan,” tambah dia.
Dalam proses pengolahannya, Kalinda menerangkan bahwa pembuatan Facocat tergolong sederhana. Facocat dibuat dengan mengaktivasi dua bahan tersebut (fly ash dan arang aktif) dengan bantuan zat pengikat agar sifat penyerapannya muncul.