Bicara Indonesia
  • Beranda
  • Bicara Nasional
    • Bicara Pemerintah
    • Bicara Politik
  • Bicara Hankam
  • Bicara Hukum
  • Bicara Edunesia
  • Bicara Ekonomi
  • Bicara Lifestyle
  • Indeks
Aa
Bicara Indonesia
Aa
  • Beranda
  • Bicara Nasional
  • Bicara Hankam
  • Bicara Hukum
  • Bicara Edunesia
  • Bicara Ekonomi
  • Bicara Lifestyle
  • Indeks
Search
  • Kategori
    • Bicara Global
    • Bicara Peristiwa
    • Bicara Kementerian
    • Bicara BUMN
    • Bicara Lembaga
    • Bicara Energi
    • Bicara Maritim
    • Bicara Transportasi
  • Kategori
    • Bicara Wisata
    • Bicara Komunitas
    • Bicara Olahraga
    • Bicara Misteri
    • Bicara Khazanah
    • Bicara Jatim
    • Bicara Jateng
    • Bicara Jabar
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Redaksi
  • Tentang
  • Kontak Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Copyright 2022 - Bicaraindonesia.id

“Cnemaspis Muria” Spesies Baru Cicak di Gunung Muria

Redaksi Minggu, 16 Juni 2019
Share
SHARE

Bicaraindonesia.id – Pulau Jawa telah mengalami banyak tekanan ekologis akibat aktifitas manusia yang berpotensi memicu kepunahan. Namun, temuan jenis baru memberi angin segar di tengah krisis keanekaragaman hayati. Satu spesies baru cecak batu secara resmi dicatatkan pada lembaran daftar spesies Indonesia pada tanggal 17 Mei 2019 lalu di jurnal ilmiah ZOOTAXA edisi 4608.





Keberadaan cecak batu (genus Cnemaspis) pertama kali dijumpai oleh Andri IS Martamenggala dari GAIA Eko Daya Buana. Ia merupakan salah anggota tim pendeskripsi spesies baru saat melakukan kegiatan survei pendataan keragaman hayati di gunung Muria, Jawa Tengah pada  bulan Juli tahun 2018.





Atas temuan tersebut, kemudian mendorong Andri ke Museum Zoologicum Bogoriense yang berada dalam pengelolaan Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yang menjadi pusat acuan ilmiah terkait keragaman satwa liar Indonesia, untuk melakukan verifikasi.





Temuan tadi kemudian ditindaklanjuti dengan membentuk tim yang terdiri dari GAIA Eko Daya Buana serta LIPI untuk memastikan temuan tersebut dengan melihat langsung di lokasi.





Berdasarkan catatan ilmiah, distribusi cicak marga Cnemaspis di Indonesia hanya sampai di daerah gunung Rajabasa, Lampung, Kalimantan Barat, serta pulau kecil di selat Karimata.





“Setelah melalui kajian morfologis dan filogenik, tim mendapatan kesimpulan bahwa cecak batu dari gunung Muria tersebut merupakan spesies baru,” kata Awal Riyanto dari Pusat Penelitian Biologi LIPI.





Ciri-ciri morfologi spesies baru yang bernama Cnemaspis muria ini berupa pupil yang bulat, panjang tubuh mencapai 5,8 cm, adanya sepasang struktur tuberkular seperti kerucut pada kepala bagian belakang, alur berkutil pada nuchal loop, susunan deret tuberkular dorsal tidak secara linier, serta tidak terdapat pori-pori prakloakal maupun femoral.





“Spesies jantan mempunyai warna perut dan pangkal kuning serta ujung ekor putih, sedangkan betina perut berwarna putih dan setengah panjang ekor bagian belakang dihiasi warna hitam putih berselang seling seperti cincin,” ujarnya.





Sementara kata “muria” pada spesies baru ini mengacu nama gunung Muria yang merupakan tempat ditemukannya spesies tersebut.





Cnemaspis muria dijumpai pada habitat berupa bebatuan di sepanjang sungai dan perkebunan kopi, serta mungkin juga dalam hutan pada ketinggian antara 600 hingga 650 m dpl.





“Tim peneliti menduga cecak ini mempunyai peran dalam ekosistem perkebunan kopi sebagai pengendali populasi serangga,” jelas Awal.





Ia mengungkapkan, penggunaan herbisida dan insektisida di perkebunan kopi sebagai habitat spesies baru ini harus dibatasi dan hanya diterapkan jika ledakan hama.





Hasil penelitian juga menunjukkan secara morfologi dan filogeni, Cnemaspis muria  berkerabat dekat dengan Cnemaspis bidongensis atau cicak batu dari pulau Bidong Malaysia dan masuk dalam grup Kendallii yang terdistribusi di semenanjung Malaysia, Kalimantan, Natuna serta Jawa sebagai lokasi distribusi baru.





“Penelitian selanjutnya adalah untuk mengungkapkan perkiraan kapan divergence time evolusi dengan beberapa penyandi DNA untuk mengetahui apakah sejalan dengan sejarah geologi kepulauan Sunda atau tidak,” imbuhnya.





Maka dari itu, penelitian lapangan perlu dilakukan untuk memahami aspek perilaku satwa, kondisi populasi, serta evolutionary stable strategy (ESS).


TAGGED: Cnemaspis Muria, Jawa Tengah
Redaksi Minggu, 16 Juni 2019
Share this Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Email Print
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dirgahayu BIN

Bicara Terkini

Dok. Pembangunan PV Rooftop | dok/photo: Humas PT PJB
Dukung Pelaksanaan G20 di Bali, PT PJB Bangun PV Rooftop
S. Hadi Senin, 23 Mei 2022
Petugas saat melakukan pengecekan kelengkapan surat kendaraan bermotor | dok/photo: Ist
Antisipasi Motor Bodong, Satpolair Polres Sampang Gelar Operasi Rutin
S. Hadi Senin, 23 Mei 2022
Tim Sapuangin ITS yang berkompetisi dalam Autonomous Programming Competition 2022 | dok/photo: Humas ITS
Tim Antasena dan Sapuangin ITS Juarai Kompetisi Pemprograman Internasional
Admin Senin, 23 Mei 2022
Peluncuran Borobudur Marathon 2022 di Kantor Pusat Bank Jateng | dok/photo: Humas Prov Jateng
Borobudur Marathon 2022 Targetkan 5000 Orang Peserta
Editor Senin, 23 Mei 2022

Terpopuler

Ilustrasi Densus 88 Antiteror Polri | dok/photo: Divisi Humas Polri
Cegah Baiat Massal ISIS, Densus 88 Awasi Kegiatan Jaringan Teroris
Redaksi Rabu, 18 Mei 2022
Monumen Tugu Muda Semarang | dok/photo: Pemkot Semarang
Jateng Jadi Tuan Rumah Jambore Penyuluh Antikorupsi Nasional
Admin Rabu, 18 Mei 2022
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (tengah-batik) saat menjenguk korban kecelakaan di RS Citra Medika Mojokerto, Senin (16/5/2022) petang | dok/photo: Bicara Indonesia
Jenguk Korban Kecelakaan di RS, Eri Cahyadi Siapkan Langkah Taktis Penanganan
Admin Selasa, 17 Mei 2022
Upacara serah terima jabatan Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad | dok/photo: Penkostrad
Pangkostrad Pimpin Sertijab Pangdivif 1 Kostrad
Redaksi Rabu, 18 Mei 2022

Baca Berita Lainnya:

Monumen Tugu Muda Semarang | dok/photo: Pemkot Semarang
Bicara Jateng

Jateng Jadi Tuan Rumah Jambore Penyuluh Antikorupsi Nasional

Rabu, 18 Mei 2022
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kemeja biru muda) saat memberikan bantuan RTLH ke rumah Ngatemi di Karanganyar | dok/photo: Humas Jateng
Bicara JatengBicara PeristiwaBicara Sosbud

Senangnya Bu Ngatemi, Rumahnya Tak Lagi Jadi Kandang Sapi

Jumat, 15 April 2022
Ilustrasi: Wisudawan Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas Cepu | Source: esdm.go.id
Bicara EdunesiaBicara EnergiBicara Kampus

PEM Akamigas Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru Lewat Aplikasi Selena

Senin, 28 Maret 2022
Deklarasi relawan Jokowi se-Kabupaten Banyumas | dok/photo: Istimewa
Bicara JatengBicara Komunitas

Relawan Banyumas Satu Komando ‘Madep Mantep 2024 Bersama Jokowi’

Minggu, 27 Maret 2022

Copyright 2022 - Bicaraindonesia.id

  • Redaksi
  • Tentang
  • Kontak Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?