Bicaraindonesia.id, Jakarta – Keberadaan santri sebagai bagian perjalanan bangsa Indonesia memiliki peluang menjadi penjaga Digital Territory Indonesia.
Karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berupaya mengoptimalkan potensi dan sumberdaya digital santri agar turut berkarya untuk bangsa dan negara.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Kabalitbang SDM) Kementerian Kominfo, Hary Budiarto menyatakan keberadaan santri juga menjadi strategis karena latar historis, sosiografis, psikografis, etnografis, dan sebaran demografis.
“Potensi santri tersebut salah satunya didukung dari segi usia yang masih sangat produktif dengan jumlah yang signifikan. Selain itu santri juga dikenal dengan etos kerja dan kemandirian serta kesetiaan yang kuat,” kata Hary Budiarto dalam siaran persnya di Jakarta, seperti dikutip pada Jumat (28/10/2022).
Menurut Kabalitbang SDM, Kementerian Kominfo melatih 100 santri utusan pesantren agar lebih mahir dalam keamanan siber. Bekerja sama dengan Lembaga Persahabatan Ormas Islam, kegiatan seminar dan pelatihan bagi para santri tersebut merupakan bagian dari Thematic Academy, salah satu pelatihan yang berfokus pada kalangan tingkat dasar.
“Di dunia white hacker, di dunia konten, di pasar digital, di jagat startup serta aplikasi, santri selalu hadir baik sebagai produsen maupun pelaku sekaligus konsumen di sana. Hari ini kita melakukan tingkat dasar, nanti disambung di tingkat menengah yang sudah bersertifikasi, jadi ada standarnya,” ungkapnya.
Hary Budiarto menjelaskan, upaya untuk mewujudkan masyarakat digital yang dicanangkan dalam Roadmap Digital Indonesia 2021-2024. Menurut Kabaltbang SDM Hary Budiarto, sektor masyarakat digital tersebut menjadi penopang utama ketiga sektor digital lainnya.
“Masyarakat digital sangat penting yang akan menentukan tiga sektor pembangunan digital Indonesia. Infrastruktur akan mubazir kalau tidak digunakan. Ekonomi tidak berjalan jika masyarakat tidak bisa memanfaatkan teknologinya. Begitu juga pemerintahan digital, jika SDM tidak siap maka pelayanan publik tidak akan terwujud,” jelasnya.
Ia menyebut masih banyak profesi yang membutuhkan pelatihan dan sertifikasi. Oleh karena itu, Balitbang SDM Kementerian Kominfo berupaya melakukan pelatihan dan sertifikasi agar talenta digital memiliki kemampuan data science, data analytic, dan data engineering.
“Kementerian Kominfo memiliki dua akademi yaitu Thematic Academy dan Digital Entrepreneurship Academy (DEA). Kegiatan hari ini termasuk Thematic Academy di bidang cyber security. Kesemuanya itu, menjadi bagian dari Program Digital Talent Scholarship,” jelasnya.
Kegiatan pelatihan tersebut diharapkan dapat mencetak “Santri Cyber Security” yang memiliki skill sekaligus wawasan seputar Certified Ethical Hacking (CEH), Computer Hacking Forensic Investigator (CHFI), dan Certified Penetration Testing Professional (CPTP).
Selain itu peserta juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sebagai Hacker, Cracker, Phreaker Defacer and Carder dalam ekosistem white hacker. ***
Editorial: C1
Source: Kominfo