BicaraIndonesia.id, Jakarta – Tantangan dalam menjaga pertahanan negara dan memperkuat kesatuan bangsa kian kompleks. Di tengah dinamika regional dan global yang terus berkembang, isu strategis seperti ketahanan wilayah, kohesi sosial, serta ancaman non-tradisional di dalam negeri menjadi perhatian serius pemerintah.
Hal ini disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara dan Kesatuan Bangsa, Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) Republik Indonesia, Mayjen TNI Purwito Hadi Wardhono, saat memberikan amanat dalam Upacara Bendera di Kantor Kemenko Polkam, Jakarta, Kamis (17/04/2025).
“Terkait hal tersebut, kita mendorong penguatan kerangka kebijakan pertahanan yang adaptif, sinergi antar pemangku kepentingan, serta peningkatan ketahanan nasional yang berbasis kolaborasi lintas sektor, baik dalam menjaga stabilitas wilayah, mendorong ketahanan sumber daya strategis, maupun dalam membina semangat persatuan di tengah keberagaman masyarakat,” kata Mayjen TNI Purwito, dikutip melalui siaran tertulisnya pada Jumat (18/4/2025).
Ia menegaskan bahwa Kemenko Polkam turut mengawal langsung pelaksanaan Visi Misi Presiden yang tertuang dalam Asta Cita nomor 1 dan 2.
Kedua poin tersebut mencakup penguatan ideologi Pancasila, demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM), serta pemantapan sistem pertahanan dan keamanan negara.
Selain itu, Kemenko Polkam juga mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, serta penguatan ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
Menurut Purwito, peran ini dijalankan melalui penguatan kebijakan strategis pertahanan semesta, penguatan ideologi Pancasila, penanganan potensi konflik, dan penguatan kapasitas respons atas ancaman non-tradisional.
Upaya ini bertujuan agar pembangunan nasional tetap sejalan dengan prinsip kedaulatan dan ketahanan nasional yang berkelanjutan.
“Kita menyadari bahwa membangun pertahanan negara dan menjaga kesatuan bangsa tidak cukup hanya melalui kebijakan normatif. Diperlukan ketekunan dalam membangun pemahaman kolektif, memperkuat solidaritas lintas lini, dan memastikan bahwa seluruh komponen bangsa bergerak dalam satu visi yang sama,” ujarnya. (*/Hum/A1)