BicaraIndonesia.id, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), memperkuat kolaborasi dalam upaya mencegah radikalisme terorisme. Upaya itu dilakukan melalui penguatan ideologi Pancasila, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Penguatan kolaborasi itu disampaikan Kepala BNPT RI, Komjen Pol Eddy Hartono, saat menemui Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), di PBNU Jakarta Pusat, Rabu 18 Desember 2024.
Komjen Pol Eddy Hartono menyampaikan, BNPT dan PBNU sepakat untuk terus memperkuat Pancasila sebagai landasan utama dalam mencegah paham-paham radikal yang mengarah pada terorisme, sesuai mandat UU Nomor 5 Tahun 2018.
“Kami akan terus melakukan pencegahan dari hulu, Pancasila ini menjadi dasar untuk mereduksi paham-paham radikal terorisme,” jelas Eddy Hartono dalam pernyataan resmi dikutip pada Jumat 20 Desember 2024.
Mantan Kepala Densus 88 AT Polri ini juga menyatakan bahwa upaya pencegahan tersebut, selaras dengan visi Presiden Republik Indonesia, yang tercermin dalam Asta Cita.
Penguatan ideologi Pancasila menjadi dasar untuk mereduksi ancaman radikal terorisme, dengan mempromosikan kerukunan antarumat beragama di Indonesia.
“Dalam rangka melaksanakan implementasi asta cita Presiden Republik Indonesia dengan memperkuat keselarasan hidup antara alam, agama dan kerukunan umat beragama untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur, supaya pencegahan terorisme ini berjalan dengan baik,” ujar dia.
Sementara itu, Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, menegaskan bahwa kolaborasi ini sangat penting untuk mengatasi masalah radikalisasi dan terorisme di lapangan.
Dengan sinergi yang semakin erat, pihaknya berharap, upaya pencegahan dapat semakin efektif, dengan menjunjung tinggi Pancasila sebagai dasar negara.
“Kerja sama antara BNPT dan PBNU ini sudah menjadi tradisi yang baik untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada di lapangan,” ujarnya. ***
Editorial: A1
Source: BNPT RI