BicaraIndonesia.id, Thailand – Kota Surabaya tampil sebagai satu-satunya perwakilan dari Indonesia yang mengikuti ASEAN+3 Regional Learning Cities Conference pada 29-30 Oktober 2024 di Bangkok, Thailand.
Dalam kesempatan tersebut, Surabaya mempresentasikan konsep “Surabaya Inclusive Lifelong Education City” sebagai upaya memajukan pendidikan inklusif bagi seluruh warga kota.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudradjad menyebutkan bahwa konferensi ini diselenggarakan oleh UNESCO dengan mengundang kota-kota dari berbagai negara ASEAN, seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.
“Konferensi ASEAN+3 Regional Learning Cities ini bertujuan untuk mempertemukan para pemimpin, akademisi, dan pemangku kepentingan dari berbagai kota di Asia Pasifik yang tergabung dalam Global Learning City UNESCO,” kata Irvan melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Surabaya dikutip pada Kamis 31 Oktober 2024.
Tujuan utama pertemuan ini adalah untuk berbagi pengalaman dan strategi dalam membangun kota pembelajaran yang menjamin akses pendidikan bagi semua kalangan dan usia. Di sisi lain, ajang ini menjadi platform penguatan kolaborasi antar kota demi mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut, Irvan ditunjuk sebagai salah satu pembicara untuk menyampaikan strategi Surabaya dalam mengembangkan pendidikan inklusif di masa depan. Presentasinya yang bertajuk “Surabaya Inclusive Lifelong Education City” menekankan pentingnya pendidikan yang inklusif dan terjangkau bagi seluruh warga, tanpa terkecuali.
“Pemaparan ini menunjukkan komitmen Surabaya dalam memastikan pendidikan dapat diakses oleh semua, mulai dari anak-anak hingga lansia, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, maupun disabilitas,” ungkap Irvan.
Irvan menjelaskan bahwa pencapaian Surabaya di bidang pendidikan inklusif ini tidak terlepas dari program-program yang dijalankan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Seperti di antaranya, Satu Rumah Satu Sarjana, Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) yang tersebar di 487 balai RW, serta program Sinau dan Ngaji Bareng di 234 balai RW.
Selain itu, ia juga menguraikan program Beasiswa Pemuda Tangguh, program tebus ijazah, dan asrama bibit unggul yang disiapkan untuk siswa dari keluarga kurang mampu agar bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Hal ini menunjukkan komitmen Surabaya dalam membangun fondasi pendidikan komunitas yang berkelanjutan dan kokoh,” tambah Irvan.
Berbagai inisiatif tersebut mendapat apresiasi di tingkat internasional. Bahkan, Wali Kota Surabaya dijadwalkan menjadi pembicara dalam “The Sixth International Conference on Learning Cities” (ICLC 6) yang akan diadakan di Arab Saudi pada Desember 2024.
“Ini adalah pengakuan atas kebijakan inovatif Pemkot Surabaya yang mendorong pendidikan inklusif serta pemberdayaan warga melalui pendidikan sepanjang hayat,” jelas Irvan.
Irvan berharap, kehadiran Surabaya di ASEAN+3 Regional Learning Cities Conference ini tidak hanya memperkuat kolaborasi di kawasan Asia Pasifik, tetapi juga membuka peluang bagi Surabaya untuk terus bertransformasi sebagai kota pembelajaran percontohan di kancah internasional.
Sebagai anggota dari jaringan Global Learning City UNESCO, Surabaya berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat lokal dan nasional, tetapi juga turut serta dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Khususnya di bidang pendidikan berkualitas, pengentasan kemiskinan, kesetaraan gender dan pembangunan berkelanjutan.
“Dengan demikian, Surabaya dapat terus berkontribusi dalam mewujudkan pendidikan berkualitas dan inklusif bagi semua lapisan masyarakat,” pungkas Irvan. (Pr/An/A1)