BicaraIndonesia.id – Keracunan sianida adalah kondisi serius yang terjadi ketika seseorang tanpa sengaja menghirup atau menelan senyawa berbahaya ini.
Sianida dapat memicu gejala seperti kesulitan bernapas, kejang, hilang kesadaran, hingga henti jantung. Gejala ini dapat berkembang dengan cepat dan, jika tidak ditangani segera, bisa berakibat fatal.
Dikutip dari alodokter.com, Sianida adalah senyawa kimia yang bisa ditemukan dalam bentuk cairan, bubuk, atau gas. Ketika tubuh terpapar sianida, sel-sel tubuh akan kekurangan oksigen, menyebabkan gangguan fungsi sel hingga kematian sel.
Beberapa jenis sianida yang berbahaya antara lain hidrogen sianida, yang bisa berbentuk cairan tak berwarna atau gas, serta natrium sianida dan potasium sianida, yang berbentuk bubuk putih dengan bau khas seperti almond pahit.
Penyebab Keracunan Sianida
Keracunan sianida bisa terjadi akibat paparan senyawa ini melalui kontak kulit, inhalasi, atau menelan. Sianida sering digunakan dalam industri pestisida, pertambangan, tekstil, dan pengolahan logam. Pekerja di bidang-bidang ini memiliki risiko lebih tinggi terpapar sianida.
Sianida juga dapat ditemukan dalam asap rokok atau asap hasil pembakaran plastik. Dalam beberapa makanan, seperti singkong, rebung, dan kentang yang berwarna hijau, serta biji apel, biji pear, dan biji buah lainnya, sianida dapat terbentuk dalam bentuk senyawa sianogen.
Gejala Keracunan Sianida
Gejala keracunan sianida dapat bervariasi tergantung pada jumlah paparan. Gejala serius termasuk kesulitan bernapas, kejang, kulit berwarna merah seperti ceri, dan hilang kesadaran. Pada kasus yang parah, dapat terjadi henti napas dan henti jantung. Sementara itu, paparan sianida dalam jumlah kecil dapat menyebabkan pusing, mual, muntah, dan sakit kepala.
Kapan Harus ke Dokter
Keracunan sianida adalah kondisi darurat yang memerlukan penanganan medis segera. Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda menunjukkan gejala-gejala tersebut, segera kunjungi dokter atau unit gawat darurat terdekat. Jika Anda bekerja di lingkungan yang menggunakan sianida dan mengalami paparan, lakukan pemeriksaan medis segera.
Diagnosis dan Pengobatan Keracunan Sianida
Dalam situasi darurat, diagnosis keracunan sianida dilakukan setelah kondisi pasien stabil. Tes darah akan dilakukan untuk mengukur kadar sianida, oksigen, laktat, karbon monoksida, dan methemoglobin dalam darah.
Pengobatan keracunan sianida memerlukan intervensi medis segera. Jika terjadi kebakaran atau kebocoran bahan kimia di tempat kerja, upaya pertama yang bisa dilakukan adalah keluar dari ruangan, melindungi saluran pernapasan, dan membersihkan tubuh dengan air dan sabun.
Bagi pasien yang terpapar sianida, bantuan medis seperti pemberian oksigen, intubasi endotrakeal, dan obat penawar sianida seperti natrium tiosulfat dan hidroksikobalamin akan diberikan untuk menetralkan racun. Selain itu, epinephrine, arang aktif, dan natrium bikarbonat juga dapat digunakan dalam pengobatan, tergantung pada kondisi pasien.
Komplikasi Keracunan Sianida
Jika penanganan segera dilakukan, keracunan sianida bisa sembuh total tanpa komplikasi. Namun, paparan dalam jumlah besar dapat menyebabkan kerusakan pada saraf, jantung, otak, bahkan hingga kematian. Komplikasi lain yang mungkin terjadi termasuk gagal jantung, kejang, dan koma.
Pencegahan Keracunan Sianida
Keracunan sianida bisa dicegah dengan menghindari pembakaran sampah plastik, mengikuti prosedur keselamatan kerja saat menggunakan sianida, dan memastikan makanan seperti singkong dan rebung dimasak dengan baik.
Hindari juga mengunyah dan menelan biji buah seperti apel atau pear. Pastikan sayuran dan buah-buahan dicuci bersih sebelum dikonsumsi untuk mengurangi risiko paparan sianida. (*/B1)