Bicaraindonesia.id, Jakarta – World Bank atau Bank Dunia memberikan apresiasi terhadap kinerja ekonomi Indonesia yang berhasil mencatat pertumbuhan sebesar 5,11% (yoy) pada kuartal pertama 2024, dengan inflasi yang terjaga di kisaran 2,58%.
Pencapaian ini menunjukkan ketangguhan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global.
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers setelah pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Managing Director of Operations Bank Dunia, Anna Bjerde, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis 25 Juli 2024.
Menteri Airlangga menyampaikan bahwa Bank Dunia mengapresiasi stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia yang konsisten di atas 5% (yoy) dan tingkat inflasi yang rendah.
Bank Dunia mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia melampaui rata-rata global yang diproyeksikan sebesar 2,6%-2,7% (yoy) pada 2024, dan diperkirakan akan tetap di bawah 5% (yoy) pada 2025.
“World Bank juga mengapresiasi berbagai program pemerintah, termasuk pengurangan kemiskinan dan infrastruktur pertanian. Delegasi World Bank yang mengunjungi Lombok menyaksikan peningkatan pendapatan petani dan efektivitas irigasi. Selain itu, program pengurangan stunting juga mendapat pujian,” ujar Menko Airlangga dalam rilis tertulisnya dikutip pada Sabtu 27 Juli 2024.
Dalam pertemuan itu, Menteri Airlangga mengungkap bahwa Presiden Joko Widodo menyampaikan penurunan angka stunting dari 37% pada 2013 menjadi 21% pada 2023. Demikian pula penurunan kemiskinan ekstrem dari 6,2% pada 2014 menjadi 0,8% pada Maret 2024.
Sementara terkait Dana Desa sebesar Rp71 triliun juga telah dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan di pedesaan, termasuk pengurangan angka stunting.
Menko Airlangga menyampaikan bahwa prioritas pembangunan infrastruktur dan hilirisasi untuk mendukung konektivitas serta transisi ke energi bersih sangat diapresiasi oleh Bank Dunia.
Ia menyebut bahwa Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya ketahanan pangan dan pengembangan energi hijau, termasuk hidrosolar dan geotermal. Bank Dunia menilai pengembangan infrastruktur transmisi listrik sebagai hal penting.
“Bapak Presiden juga mengingatkan bahwa transisi energi perlu mementingkan harga yang affordable bagi masyarakat. Oleh karena itu multiple source of energy dengan transmisi yang terkonektivitas antar pulau tentunya diharapkan bisa membuat harga bisa dinikmati oleh masyarakat,” kata dia.
“Nah, tentunya berbagai subsidi yang dilakukan oleh pemerintah juga ke depan subsidi ini akan ditujukan kepada mereka yang berhak,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Menteri Airlangga mengungkap bahwa Presiden Joko Widodo juga menyoroti program pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui retraining, reskilling, dan upskilling sesuai kebutuhan masa depan.
Selain itu, sebanyak 64 ribu UMKM telah mendapat akses ke skema kredit hijau melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Menko Airlangga menyebut bahwa Bank Dunia mencatat praktik terbaik pengembangan infrastruktur listrik, seperti yang dilakukan oleh India dengan dukungan pembiayaan dari Bank Dunia.
Menurutnya, Presiden Joko Widodo juga mendorong kebijakan keberlanjutan. Termasuk pengembangan pembibitan besar-besaran di berbagai lokasi, seperti IKN dan Bali, yang menghasilkan jutaan bibit per tahun.
“World Bank merasa bahwa program yang dilakukan oleh Indonesia adalah program yang sifatnya masif skala besar dan juga dengan masif dan skala besar itu diharapkan bisa menjadi percontohan untuk negara-negara lain di luar Indonesia,” pungkasnya. ***
Editorial: A1