Bicaraindonesia.id, Surabaya – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus mengembangkan kolaborasi untuk menciptakan inovasi teknologi pada bidang kesehatan.
Kali ini, ITS menggandeng Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dalam pengembangan terobosan aplikasi SahabatCAPD. Aplikasi ini bertujuan untuk memudahkan dokter dalam melakukan pemantauan pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD).
Ketua tim peneliti, Dini Adni Navastara menjelaskan, inovasi ini berawal dari gagasan kreatif mahasiswa ITS yang berpartisipasi dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2021.
Sebagai dosen pembimbing dalam tim, ia melihat potensi besar dalam ide tersebut untuk meningkatkan sistem pemantauan dan pengelolaan kondisi pasien gagal ginjal kronis.
“Namun, anggota tim mahasiswa tersebut saat ini telah menyelesaikan studinya di ITS,” kata Dini dalam keterangan tertulisnya, seperti dikutip pada Rabu 3 April 2024.
Tak ingin mengakhiri pengembangan inovasinya, dosen Departemen Teknik Informatika ITS tersebut memutuskan untuk melanjutkan penelitian dalam pengembangan dan penyempurnaan aplikasi. Termasuk dengan menerapkan teknologi deep learning di dalamnya.
Menurutnya, pemilihan teknologi ini didasarkan dari penelitian sebelumnya yang menunjukkan keberhasilan deep learning dalam mendiagnosis kondisi medis melalui citra.
“Meskipun begitu, belum ada penelitian khusus berbasis deep learning terkait CAPD untuk deteksi risiko komplikasi menggunakan effluent dialysate,” tambah Dini.
Melalui penerapan deep learning, Dini menjabarkan bahwa aplikasi ini memiliki potensi untuk mengenali pola-pola yang rumit dan menafsirkan data cairan buangan dengan lebih akurat. Sehingga memungkinkan untuk mendeteksi kemungkinan risiko komplikasi dengan lebih baik.