Bicaraindonesia.id, Tulungagung – Meski tak ada anggaran khusus untuk pengobatan ataupun operasi katarak, namun Kementerian Sosial (Kemensos) RI tetap ingin memberikan bantuan pada penderita katarak di Indonesia.
Mengetahui cukup tingginya penderita katarak di Jawa Timur, Mensos Tri Rismaharini sesegera mungkin menyelesaikan masalah tersebut.
Dengan merangkul YPP, Mensos yang akrab disapa Risma ini mencoba atasi masalah tersebut. Kali ini, Kemensos bergerak di Tulungagung, Jawa Timur.
“Ini terselenggara berkat para donatur, YPP. Karena di Kemensos enggak ada anggaran untuk ini. Jadi karena itu saya dibantu oleh YPP, disumbang dari donatur untuk kegiatan ini,” kata Mensos Risma di RSUD dr Iskak Tulungagung pada Rabu, 22 November 2023.
Mensos Risma mengungkapkan alasannya ingin memberikan bantuan operasi pada penderita katarak. Hal ini berguna sebagai pencegahan bertambahnya disabilitas tuna netra akibat katarak.
“Jadi temuan saya para warga yang disabilitas, karena Kemensos tugasnya menangani disabilitas, itu buta lantaran terlambat operasi katarak. Akhirnya dari situ saya sampaikan kita harus kerja, untuk secepat mungkin menangani katarak untuk pencegahan,” jelasnya.
“Mengapa kami berusaha sesegera mungkin mencegah, karena jika mereka disabilitas maka akan tidak produktif, dan keluarga mereka juga turut serta tidak produktif,” imbuh Mensos Risma.
Dengan begitu, Kemensos cukup getol melakukan hal ini. Rencananya nanti, Kemensos akan kebut pengobatan dan operasi katarak ini tak hanya Jawa Timur. Namun juga akan dilakukannya ke pelosok Indonesia lainnya.
“Jadi inilah kenapa kita ngotot lakukan hal ini setiap bulan, Minggu depan akan kami lakukan di seluruh balai dan sentra Kemensos,” ucap mantan Wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini.
Tak hanya konsentrasi di Pulau Jawa, Mensos Risma juga menggerakkan pasukannya untuk menanggulangi meningkatnya penderita katarak.
“Sebetulnya hari ini kami ke luar Jawa, dan kami bulan lalu mendapat undangan Perdami (Persatuan dokter mata Indonesia) di Makassar, mereka menyampaikan di Jawa Timur angka kebutaan itu tinggi. Tapi nanti pekan ini saya juga ke Palembang, karena di sana juga tinggi, jadi karena itu kita lakukan pararel Jawa dan luar Jawa supaya impact-nya tidak membesar,” ungkapnya.