Bicaraindonesia.id, Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tengah berupaya agar seluruh rombongan belajar dan mata pelajaran di sekolah negeri diampu oleh guru Aparatur Sipil Negara (ASN).
Bahkan, Kemendikbudristek menargetkan 1 juta guru honorer bisa diangkat menjadi ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada tahun 2024.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbudristek, Nunuk Suryani, dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) pada Kamis, 9 November 2023.
Nunuk menjelaskan bahwa guru honorer yang telah diangkat menjadi ASN PPPK sejak tahun 2021 berjumlah 544.000 orang. Sedangkan di tahun 2023 masih berlangsung proses seleksi guru ASN PPPK. Sehingga nantinya akan ada tambahan sebanyak 296.000 orang guru ASN PPPK baru.
“Dengan demikian, jumlah guru yang diangkat menjadi ASN PPPK nanti sudah mencapai lebih dari 800 ribu orang,” kata Nunuk Suryani dalam siaran persnya di Jakarta, seperti dikutip pada Minggu, 12 November 2023.
Dirjen GTK juga menjelaskan bahwa Kemendikbudristek memiliki visi untuk menjadikan guru sebagai profesi terhormat, bermartabat, dan membanggakan.
“Untuk mewujudkannya, kami melakukan berbagai upaya seperti koordinasi dengan berbagai kementerian dan lembaga lain yang masuk ke dalam panitia seleksi nasional (panselnas) untuk merumuskan kebijakan seleksi guru ASN PPPK setiap tahun,” katanya.
Selain itu, bersama Panitia Seleksi Nasional (Panselnas), Kemendikbudristek secara intensif mengadakan rapat koordinasi dengan pemerintah daerah (pemda).
Rapat koordinasi itu khususnya dalam menyosialisasikan kebijakan dan mendorong pemda agar mengusulkan formasi sesuai kebutuhan yang sudah dihitung.
Kemudian, Kemendikbudristek juga memastikan pelaksanaan seleksi berjalan dengan baik dan turut membantu memberikan data pendukung untuk Kementerian Keuangan agar bisa merumuskan kebijakan pembiayaan guru PPPK
Termasuk pula membantu penyiapan guru mengikuti seleksi dengan memberikan pelatihan mandiri atau online menggunakan learning management system. ***
Editorial: B1
Source: Kemendikbud