Bicaraindonesia.id – Pergerakan sedimen dasar laut oleh gerakan gelombang dan arus yang tidak teratur, dapat memengaruhi pondasi bangunan dan sarana prasarana yang dibangun di pesisir pantai.
Beranjak dari hal tersebut, salah satu profesor dari Departemen Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Suntoyo berhasil mengembangkan rumus untuk menentukan pergerakan sedimen di dasar laut.
Prof Suntoyo menjelaskan, pergerakan gelombang dan arus laut yang berubah-ubah menyebabkan pergeseran sedimen atau tanah pada dasar laut. Apabila tidak dilakukan penanggulangan dengan baik, hal ini akan berdampak pada perencanaan pembangunan pondasi bangunan laut yang kurang kuat.
“Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengembangan untuk rumus tegangan geser dasar dan transportasi sedimen,” kata Prof Suntoyo dalam siaran persnya, dikutip Sabtu (15/10/2022).
Profesor ke-150 ITS ini menuturkan, secara teori terdapat empat jenis gelombang yang ada di laut. Yakni, gelombang non-linier, gelombang tidak simetris, gelombang irregular, serta gelombang dan arus.
Dengan mengombinasikan empat jenis gelombang dengan rumus tegangan geser dasar, Prof Suntoyo berhasil mendapatkan nilai yang akurat untuk menghitung pergeseran sedimen.
Adapun inovasi pengembangan rumus tersebut antara lain formula tegangan geser dasar gelombang non-linier, formula tegangan geser dasar gelombang tidak simetris, formula tegangan geser dasar gelombang irregular, dan formula tegangan geser dasar kombinasi gelombang dengan arus.
“Saya yakin pengembangan formula ini, mampu mendapatkan hasil yang lebih akurat daripada penelitian terdahulu,” tegasnya.
Lelaki kelahiran 23 Juli 1971 ini menyampaikan, pengembangan rumus ini berguna untuk pengelolaan wilayah pesisir pantai serta perencanaan pembangunan di laut seperti bangunan dermaga. Melalui formula tersebut, maka dapat diketahui gerakan sedimen pada dasar laut. Sehingga pembangunan tersebut mampu dilakukan secara efisien serta menekan biaya yang tinggi.
Selain itu, pengembangan rumus ini juga dapat digunakan sebagai metode penanggulangan gerusan sedimen untuk pemasangan pipa atau kabel di dasar laut.
Prof Suntoyo mengungkapkan, apabila terjadi penggerusan sedimen, maka bagian pipa atau kabel tersebut akan lebih cepat rusak. “Dengan perhitungan dan rumus yang akurat, maka tidak akan terjadi pipa atau kabel yang rusak akibat pergeseran sedimen,” tambahnya.
Ia mengaku, pengembangan rumus tersebut pernah dipublikasikan pada jurnal penelitian tentang transportasi sedimen pada tahun 2008. Menurut dia, telah banyak pakar kelautan internasional seperti dari Australia, Belanda, Italia, Jepang, dan Spanyol yang terbantu melalui penelitiannya.
Prof Suntoyo berharap, melalui ketekunan dan inovasinya di bidang kelautan dapat berkontribusi menyelesaikan persoalan kelautan bagi bangsa. (Hms/B1)