Bicaraindonesia.id, Sidoarjo – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa telah melaunching Bus Trans Jatim Koridor I, rute Surabaya – Gresik – Sidoarjo (Surabaya Raya). Kegiatan launshing itu berlangsung di Terminal Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (19/8/2022).
Gubernur Khofifah mengatakan, transportasi publik sangat dibutuhkan untuk wilayah Surabaya Raya. Sebab, satat ini jumlah penduduk semakin banyak, sementara perluasan jalan relatif kecil.
“Hadirnya Trans Jatim diharapkan mengurangi kemacetan jalan, mengurangi angka kecelakaan kendaraan roda dua, dan mengurangi gas emisi buang, sehingga polusi berkurangi,” kata Gubernur Khofifah, seperti dikutip Sabtu (20/8/2022).
Karena itu, Gubernur berharap, hadirnya Bus Trans Jatim mampu meningkatkan konektivitas di antara kekuatan ekonomi ring satu (Surabaya, Sidoarjo dan gresik). Sehingga ini juga diharapkan mampu membangun percepatan pertumbuhan yang lebih inklusif.
“Pertumbuhan yang inklusif adalah pertumbuhan ekonomi yang tinggi, serapan tenaga kerja juga tinggi, serta penurunan kemiskinan juga signifikan. Jadi sebetulnya multiplayer efek dari Trans Jatim ini luar biasa,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim, Nyono juga mengharapkan kehadiran Bus Trans Jatim mendapatkan kepercayaan dari penumpang.
“Kami ingin ada layanan angkutan umum berbasis jalan yang baik, sehingga penumpang kembali menggunakan angkutan umum dan menanggalkan motornya,” kata Nyono.
Saat ini, total ada sebanyak 22 armada Bus Trans Jatim. Dimana 20 di antaranya dioperasionalkan, sedangkan 2 bus menjadi cadangan. Dishub Jatim menyediakan 32 halte, masing-masing dari Sidoarjo – Surabaya – Gresik sebanyak 15 halte. Sedangkan dari Gresik – Surabaya – Sidoarjo, sebanyak 17 halte.
“Dimulai Terminal Porong, Terminal Pasar Larangan, kemudian masuk Tol Sidoarjo, Terminal Purabaya, masuk tol Romokalisari, lalu masuk Gresik di Terminal Bunder,” jelas Nyono.
Masyarakat dapat menikmati layanan Bus Trans Jatim ini secara gratis selama seminggu sejak diluncurkan. Selebihnya, hanya membayar Rp 2.500 untuk pelajar dan santri, sedangkan masyarakat umum Rp 5 ribu. ***
Editorial: B1
Source: Kominfo Jatim