Bicaraindonesia.id – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus terlibat aktif dalam upaya percepatan Pembangunan Tenaga Listrik Sampah (PLTSa). Melalui kebijakan ini, selain tercipta penyediaan energi listrik juga dapat memperbaiki kualitas lingkungan.
“Dukungan kami terdiri dari implementasi program pemborosan untuk energi. Membangun PLT Sampah untuk mendukung sampah itu sendiri. Nilai ekonomi dari listrik yang dihasilkan adalah bonus yang disyukuri,” kata Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar dalam berbagai kesempatan.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, sejak tahun 2019 hingga 2022 mendatang, ada 12 (dua belas) PLTSa yang akan siap dioperasikan.
“Sesuai rencana, 12 pembangkit tersebut akan mampu menghasilkan listrik hingga 234 Megawatt (MW) dari sekitar 16 ribu ton sampah per hari,” kata Agung dalam keterangan resminya, Kamis (18/07/19).
Surabaya adalah kota pertama yang mengoperasikan PLTSa dengan daya 11 MW, berdasarkan biomassa dari volume sampah sebesar 1,500 ton / hari dengan nilai investasi sekitar USD 49,86 juta.
Lokasi PLTSa kedua berada di Bekasi. PLTSa ini punya investasi USD 120 juta dengan daya 9 MW. Selanjutnya, ada tiga pembangkit sampah yang dibangun di Surakarta (10 MW), Palembang (20 MW) dan Denpasar (20 MW). Total investasi untuk menghasilkan setrum dari tiga lokasi yang mengelola sampah sebesar 2,800 ton / hari sebesar USD 297,82 juta.
Sisanya, DKI Jakarta sebesar 35 MW dengan investasi USD 345,8 juta, Bandung (29 MW – USD 245 juta), Makassar, Manado dan Tangerang Selatan dengan masing-masing kapasitas sebesar 20 MW dan investasi yang sama, yaitu USD 120 juta.

Dari 12 kota penerima pembangunan PLTSa yang ada, 4 disetujui memiliki pengembangan yang cukup baik dan menunggu di tahun ini dibahas di Surabaya, DKI Jakarta, Bekasi, dan Solo. Sebaliknya, pembangunan PLTSa di kota-kota ini dimonitor langsung oleh Presiden Joko Widodo.
“Betul, kota-kota sebelumnya termasuk di Bali menjadi prioritas utama penanganan sampah di bawah pengawasan Bapak Presiden,” terangnya.
Di tempat terpisah, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memastikan, kesiapan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
“Kalau (PLTSa) di Surabaya sudah 80 persen di PLTSa Benowo. Kami tinggal kontrak antara PT SO selaku investor, PLTSa dan PLN,” kata Wali Kota Risma di Balai Kota Surabaya, Rabu (17/07/19).
Ia menyampaikan, pada akhir Juli ini, PLTSa di Tempat Penampungan Akhir (TPA) Benowo dimungkinkan rampung dan segera bisa diresmikan.
“PLN menyampaikan, mudah-mudahan bulan Juli ini kelar. Kalau kelar, November akan diresmikan. Nanti di sana (PLTSa) jadi 11 megawatt,” katanya.