Bicaraindonesia.id – Pintu air yang terletak di Jl. Tambak, Kawasan Manggarai, Jakarta Selatan itu adalah saksi bisu bencana banjir di Jakarta. Bahkan, sejak zaman kota ini bernama Batavia.
Pintu air ini adalah pemegang kendali luapan air di Ibukota. Ia terdiri dari dua bangunan pintu air, yaitu Pintu Air Ciliwung Lama dan Pintu Air Banjir Kanal Barat (BKB) yang dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda. Dalam hal ini, Departement Waterstaat dari tahun 1920 sampai tahun 1922.
Pintu air itu dibangun dua tahun setelah banjir besar yang melanda Batavia tahun 1918. Alhasil, dalam banjir-banjir besar berikutnya yang antara lain terjadi tahun 1930, 1942, 1976 hingga 1 Januari 2019, perannya tetap vital.
Tak pelak, Pintu Air Manggarai telah menjadi situs bersejarah. Setidaknya, jika dilihat dari prasasti berukuran 60 x 40 cm di pintu air bagian utara masih asli tertulis dalam bahasa Beland.
“Door de Burgerrij van Batavia Werd Vit erkentelijk heid jegens den Ingenieur van de Waterstraat en Island Burgergelijke openbare werken van Breen out Werper en bouw meester der werken tat banjir vrij making van Batavia. De gedenkplaat aan gebracht in het jaahr MDCCCXIX nadat de eerst groate banjir was afgevoerd door het kanaal dat anvangt bij dezie sluis.”
Dalam bahasa Indonesia prasasti ini merupakan ucapan terima kasih dari warga Batavia pada seorang insinyur perairan dan tata kota, Herman van Breen karena telah membangun pintu air tersebut dalam rangka membebaskan Batavia (Jakarta pada saat ini) dari banjir pada 1918.
Pembangunan itu dilakukan setelah Batavia mengalami banjir besar di aliran kali Ciliwung di area kanal barat tersebut.
Menurut data resmi pemerintah, setelah Batavia mengalami kelumpuhan saat didera banjir besar pada 1918, pemerintah Hindia Belanda kemudian mengutus van Breen untuk memecahkan masalah ini agar tidak terulang.
Van Breen sendiri bekerja untuk Burgelijke Openbare Werken atau yang kini dikenal sebagai Departemen Pekerjaan Umum.
Tenaga Ahli, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Egy Massadiah menjelaskan, sejarah Pintu Air Manggarai telah memberi peringatan kepada semua, bahwa banjir besar di Jakarta sudah terjadi bahkan sejak tahun 1600-an. Pintu Air Manggarai adalah saksi bisu bencana banjir Jakarta, sejak dahulu kala.
“Bencana banjir yang bisa dibilang permanen di Jakarta, perlu diatasi secara permanen juga. Ini harus menjadi concern bersama ke depan,” kata Egy.
Editorial: B1
Source: BNPB