Bicaraindonesia.id, Jakarta – Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) Hanif Faisol Nurofiq mengukuhkan 225 anggota dari 21 Komunitas Peduli Sungai Cipinang yang tersebar dari wilayah hulu hingga hilir, Sabtu (11/10/2025).
Langkah ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha untuk menjaga kebersihan serta kelestarian sungai di wilayah perkotaan.
Pembentukan komunitas tersebut merupakan tindak lanjut dari Pasal 160 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang menegaskan peran aktif masyarakat dalam menjaga mutu air.
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH Nomor 2530 Tahun 2025, Komunitas Peduli Sungai Cipinang memiliki mandat untuk melakukan pembersihan sampah, penanaman vegetasi di bantaran sungai, edukasi masyarakat, serta pengawasan terhadap potensi pencemaran.
Menteri Hanif menekankan pentingnya peran komunitas sebagai motor perubahan di tingkat akar rumput.
“Semua komunitas yang kita berikan tugas ini, kita berikan mandat ini, mampu dengan serius menginisiasi, mengedukasi seluruh warga di bantaran sungai untuk kemudian bersama-sama melakukan pencegahan dan penanggulangan dari pembuangan sampah di sungai. Langkah pertama saya minta hanya itu saja,” ujar Menteri Hanif dalam keterangan tertulis dilansir pada Minggu (12/10/2025).
Sebagai bentuk dukungan, kegiatan komunitas akan disinergikan dengan empat BUMN yang berperan di tiap segmen Sungai Cipinang, yakni PT Perusahaan Gas Negara di Segmen I, PT PLN Indonesia Power di Segmen II, PT Vale Indonesia di Segmen III, dan PT Aneka Tambang (Antam) di Segmen IV.
Dalam kesempatan yang sama, kegiatan diisi dengan gerakan bersih Sungai Cipinang dari hulu hingga hilir, melibatkan seluruh komunitas peduli sungai bersama pegawai KLH/BPLH.
Aksi ini menjadi simbol awal gerakan nasional menjaga sungai sebagai sumber kehidupan dan ekosistem berkelanjutan.
Menteri Hanif menegaskan bahwa gerakan ini tidak berhenti di Sungai Cipinang, melainkan akan menjadi inspirasi bagi pengelolaan sungai lain di Indonesia seperti Ciliwung, Citarum, Brantas, dan Mahakam.
“Bangsa Indonesia bukan hanya bisa membangun kota dan gedung tinggi, tetapi juga mampu menjaga sungainya tetap mengalir bersih,” pungkas Hanif. (*/Pr/C1)


